Marak Pembunuhan, Kamar Mayat di Ekuador Kehabisan Tempat

0
29
Aktivitas para pekerja kamar mayat di Ekuador yang di ambil dengan drone. (Foto: Ecuavisa/Teleamazonas)
Aktivitas para pekerja kamar mayat di Ekuador yang di ambil dengan drone. (Foto: Ecuavisa/Teleamazonas)

Angka kriminal di kota paling berbahaya di Ekuador, Guayaquil, terus meroket. Para pejabat setempat mengatakan, hal ini menyebabkan penumpukan mayat tak dikenal dan tidak diklaim yang melebihi kapasitas kamar mayat utama di kota tersebut.

Pemerintah Guayas, provinsi di mana Guayaquil menjadi ibu kotanya, mengatakan Kamis (13/6) sore dalam sebuah pernyataan, bahwa masalah yang muncul dalam beberapa hari terakhir di kamar mayat telah diselesaikan. Pemerintah mengklaim, bahwa masalah tersebut telah ada sejak awal.

Laporan televisi dan media lokal mengatakan, sekitar 200 mayat yang melebihi kapasitas kamar mayat Layanan Kedokteran Forensik telah terakumulasi. Namun, unit pendingin yang digunakan untuk menyimpannya telah gagal. Sehingga menyebabkan penduduk terdekat mengeluhkan bau busuk.

Outlet media Ekuador Ecuavisa dan Teleamazonas, belum lama ini menyiarkan gambar pemandangan aktivitas para pekerja kamar mayat yang diambil dengan drone.

Gambar yang mereka ambil memperlihatkan pekerja kamar mayat yang sedang mengeluarkan mayat dari wadah berpendingin, serta menyemprot pintu masuk kontainer dengan produk yang mereka sebut dimaksudkan untuk menetralkan cairan busuk yang merembes keluar darinya.

| BACA JUGA : Menyingkap Tabir Pembunuhan Keji Ibu dan Anak di Subang

Pemerintah tidak mengatakan berapa banyak mayat yang terlibat. Tetapi mereka mengatakan, bahwa unit berpendingin yang tidak berfungsi di tempat mayat disimpan ketika kamar mayat penuh telah diperbaiki.

Selama seminggu terakhir, layanan forensik mengumpulkan 40 mayat yang menjadi korban kekerasan. Hal itu terjadi di sebuah kota yang, menurut data kepolisian, pada tahun 2023 mencatat total 3.762 kematian akibat kekerasan.

Sebagian besar kematian adalah hasil dari bentrokan antara geng yang memperebutkan wilayah dan rute distribusi narkoba. Aktivitas geng ini telah menciptakan tingkat kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya di kota pelabuhan berpenduduk 2,72 juta penduduk ini.

“Tubuh disimpan dalam wadah tanpa memperhitungkan kapasitas pendinginannya”, kata mantan kepala kedokteran forensik di kamar mayat Guayaquil, Juan Montenegro.

| BACA JUGA : Alec Baldwin Didakwa Atas Pembunuhan Tidak Sengaja

Itu berarti proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Akibatnya, bau tak sedap akan segera menyebar dan cairan busuk merembes ke dalam pipa.

“Saya tidak mengerti mengapa mereka tidak mengirim mayat ke kuburan massal di waktu yang tepat, menyumbangkannya ke universitas, atau mengapa mereka tidak menyerahkannya kepada kerabat, yang berada di jalan menuntut (penyerahan) mayat,” Ujar Juan. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here