Tren gaya hidup sehat belakangan ini makin digalakkan. Mengonsumsi makanan bergizi serta olahraga yang cukup, jadi segelintir cara agar tubuh tetap prima. Salah satunya adalah dengan bersepeda.
Olahraga yang satu ini bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik, tapi juga mental, sosial serta lingkungan. Menarik bukan? Apalagi jika dilakukan secara beregu, dengan orang-orang yang memiliki hobi sama. Seperti para wanita yang menamakan dirinya Women Cycling Community (WCC) ini.
WCC adalah tempat bersatunya para cyclist wanita Nusantara. Awal terbentuk di Jakarta pada 2014 atas inisiasi Tabitha Sumendap. Kini WCC telah eksis di berbagai wilayah. Dengan jumlah anggota yang terus bertambah, dari yang semula hanya 12 orang.
Surabaya jadi kota kedua dibentuknya WCC. Di mana sekarang mereka telah memiliki sekitar 75 anggota aktif.
Menularkan semangat berolahraga pada para wanita di Surabaya, jadi konsen WCC Surabaya. Namun yang menarik, secara tidak langsung mereka juga menularkan semangat ini pada para lelaki.
Bagaimana bisa? Tak lain lantaran anggota WCC yang kebanyakan telah berkeluarga. Para suami biasanya akan mengantar dan mengawal sang istri saat bersepeda. Dengan begitu, para suami pun akhirnya ikut bersepeda.
WCC BRO, begitulah mereka disebut. Sekelompok cyclist pria yang mengawal anggota WCC dalam aktifitas cycling-nya. Terkadang, WCC Surabaya juga dikawal oleh para cyclist pria dari komunitas lain.
Dalam aktifitas bersepeda itu, WCC Surabaya biasanya memiliki beberapa peleton. Pembagiannya berdasarkan kecepatan dalam mengayuh pedalnya. Ini penting, apalagi bagi mereka yang baru bergabung, agar tidak merasa kaget, dan bisa menyesuaikan speed-nya.
Lalu bagaimana dengan jadwal gowes WCC Surabaya? Mereka memiliki jadwal gowes rutin satu bulan sekali, setiap minggu ketiga.
Selain itu, komunitas ini aktif dalam kegiatan sosial. Seperti yang mereka ikuti pada Minggu (8/9) kemarin di Wdnsdy Cafe, Surabaya Town Square (Sutos).
Acara yang juga diadakan serentak di tiga kota lain, seperti Jakarta, Banyuwangi, Gresik ini memiliki tujuan yang sama. Yakni sebagai bentuk solidaritas dan kekompakan para cyclist, atas tragedi kecelakaan yang menimpa Muhammad Taufiq, cyclist Banyuwangi Road Cycling Community (BRCC). Almarhum menghembuskan napas terakhir pada Kamis (5/9) pukul 01.30 dini hari di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
WCC bersama lebih dari 150 cyclist dari berbagai komunitas itu, bersepeda dengan rute Krian Loop sejauh 50 km. Mereka mengakhiri agenda bertajuk Easy Ride with a Purpose itu dengan penggalangan dana, guna membantu keluarga almarhum. (*)