Ajil Ditto Terjebak Cinta Segitiga di Film ‘Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu’

0
85
Ajil Ditto Terjebak Cinta Segitiga di Film 'Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu'. (Foto: Dok. MVP Pictures)
Ajil Ditto Terjebak Cinta Segitiga di Film 'Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu'. (Foto: Dok. MVP Pictures)

Setelah sukses dengan ‘Tuhan Izinkan Aku Berdosa’, MVP Pictures siap merilis film terbaru bergenre drama ‘Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu’ (HITBK) yang akan diputar di bioskop mulai 21 November 2024.

Film itu diadaptasi dari buku berisi quotes karya Pidi Baiq dengan judul yang sama. HITBK diproduseri oleh Raam Punjabi dan Kuntz Agus sebagai sutradara. Sementara, naskahnya merupakan hasil kolaborasi antara Titien Wattimena dan Pidi Baiq.

Film ‘Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu’ dibintangi Adinia Wirasti, Ajil Ditto, Hangguni, Shania Gracia ‘JKT48’, Faiz Vishal dan Clara Nadine Brosnan.

Ajil Ditto yang berperan sebagai Sadali, sangat excited dengan project HITBK. Apalagi, film ini juga mengambil setting kampung halamannya di Yogyakarta.

“Dari awal baca sinopsisnya, saya sudah bener-bener excited banget. Karena film ini menyangkut tentang kampung halaman saya. Apalagi karakter Sadali menarik, dia seorang pelukis. Jadi nggak ada pikir panjang, langsung gas,” ujar Ajil Ditto dalam keterangannya yang diterima Nyata, Selasa (5/11/2024).

| Baca Juga: Giorgino Abraham Siap Jerumuskan Manusia dalam Dosa di Serial ‘10 PM’

Adinia Wirasti mengungkapkan karakter Mera yang diperankan di HITBK sangat menantang. Baginya, menghidupkan Mera itu cukup kompleks. Apalagi ada stigma yang ditempelkan pada perempuan yang memutuskan untuk berhubungan dengan laki-laki yang lebih muda.

Dalam cerita ini, justru Mera dibuat berdaya walau dengan segala keterbatasan emosionalnya. Terutama pada zaman itu, tahun 1998-1999. Mera adalah karakter perempuan apa adanya namun di waktu yang sama dia punya passion yang besar dalam dunia seni.

“Mera yang seketika menjadi personifikasi mimpi Sadali, seorang laki-laki yang berusia 15 tahun lebih muda dari Mera. Dalam perjalanan hidupnya kali ini, ia menemukan sesuatu dalam dirinya yang harus ia hadapi,” jelas Adinia.

Senada dengan Adinia, Hanggini juga mengaku mendapat peran yang berbeda di HITBK.

“Aku tertarik karena pertama ini buku hasil karya ayah Pidi, dan karakter Arnaza ini spesial banget karena sejauh ini aku juga belum pernah memerankan karakter perempuan Minang,” ucap Hanggini.

| Baca Juga: Film ‘Pinocchio: Unstrung’, Kartun Masa Kecil Versi Horor

HITBK mengangkat kisah Sadali yang siap menuntut ilmu di Jogja, namun takdir membawa dirinya terikat perjodohan dengan Arnaza, putri sahabat ayahnya. Segalanya berubah saat ia bertemu Mera, pemilik galeri seni yang tengah berjuang melewati kepedihan perceraian.

Kuntz Agus mengaku sangat tertarik dengan proyek itu karena HITBK punya cerita yang sangat dalam. Apalagi berlatar kehidupan di Jogja pada tahun 1998.
Momen tersebut menjadi setting yang sangat kuat untuk kisah pencarian jati diri dan cinta antara Sadali, Mera dan Arnaza.

“Ada kisah cinta yang tak biasa disana, kisah cinta yang menantang dan melawan jaman. Ada juga elemen dunia seni rupa yang diusung, lalu sosial, politik yang berkelindan dengan kehidupan personal karakter-karakter utamanya,” papar Kuntz Agus.

Oleh karena itu dia menganggap kisah ini
sangat menarik untuk dieksplorasi di layar lebar. Dia menjelaskan cerita film ini tentang bagaimana masa lalu membentuk kita dan bagaimana kita meresponnya dalam perjalanan hidup.

“Selain itu, saya tumbuh di jogja pada masa yang tak berbeda jauh dengan setting cerita film ini,” lanjutnya.

| Baca Juga: Bocoran Adegan Serial Spider-Man ‘Noir’ Versi Live Action

Di sisi lain, Titien Wattimena mengungkapkan sangat tertantang saat proses penulisan naskahnya. Karena HITBK diadaptasi dari dari buku kumpulan quote atau kutipan bukan novel.

“Tantangannya mencari benang merah dari keseluruhan quotes untuk membuat sebuah cerita yang fokus, tajam sekaligus utuh. Keuntungannya adalah basic story-nya sudah ada dari Pidi Baiq yang lalu dikembangkan bersama antara tim development skenario dan Pidi Baiq,” jelas Titien Wattimena.

Kuntz Agus juga menjelaskan alasan
Adinia Wirasti, Ajil Ditto dan Hanggini dipilih sebagai tiga pemeran utama HITBK.

Menurutnya, Adinia Wirasti dipilih karena dia sosok yang paling tepat, memiliki kedalaman emosional yang diperlukan untuk memerankan sosok Mera. Sebab Mera adalah orang yang menghadapi banyak dilema, baik dalam keluarga maupun dalam hubungan cinta.

| Baca Juga: Fakta Menarik di Balik Sosok Ni Larapati ‘Dosa Musyrik’

“Sedangkan Ajil Ditto sangat cocok memerankan Sadali. Seorang seniman muda yang penuh idealisme, gayanya flamboyan namun penuh keresahan,” ujarnya.

Sedangkan Hanggini yang berperan sebagai Arnaza, membawa keseimbangan serta memberi perspektif berbeda dalam dinamika cerita.

“Film ini butuh aktor-aktor yang mampu mengeksplorasi emosi dengan detail dan menjaga dinamika yang terjadi dalam cerita berlatar kompleks ini. Jadi mereka adalah pilihan terbaik untuk itu,” jelas Kuntz Agus tentang pilihan pemain. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here