Mendongeng untuk si kecil tentu jadi aktivitas yang menyenangkan bagi orangtua. Apalagi bila si kecil terlihat memerhatikan dongeng yang dibacakan. Masalahnya tidak sedikit anak yang tidak bisa duduk tenang saat dibacakan buku dongeng. Itu pula yang dialami aktris Meisya Siregar.
Diungkapkan Meisya, anak bungsunya Bambang Muhammad Bambang Arr Reybach tidak bisa duduk tenang saat mendengarkan dia mendongeng.
”Entah karena lapar atau mengantuk. Pokoknya Bambang itu sukanya fokus dengan aktivitas lain kalau didongengi,” ungkap Meisya dalam jumpa pers virtual Indonesia Mendongeng, Kamis (2/9) lalu.
| Baca juga: Jurus Jitu Agar Tumbuh Kembang si Kecil tak Terganggu Saat Pandemi Covid-19
Karena itu Meisya berusaha mencari waktu yang tepat untuk mendongeng agar Bambang tertarik mendengar dongengnya. Wanita 42 tahun itu menyebut, yang penting anak sedang tidak lapar dan bukan waktu tidur. Juga jangan di waktu kegiatan yang sudah direncanakan.
”Kalau saya pribadi seringnya mendongeng saat Bambang mau tidur. Saat itu dia sudah 50:50. Setengah pasrah, setengah fokus dengan apa yang didongengi sambil beradadi pelukan saya,” ujar Meisya. ”Tapi harus diitung juga jangan sampaianak sudah terlalu mengantuk, karena yang ada anak malah akan tidur,” beber imbuh ibu tiga anak itu.
Intonasi Berbeda
Tak hanya itu, Meisya juga memerhatikan suara saat mendongeng. Dia harus menggunakan intonasi yang berbeda untuk setiap karakter. Dia memisalkan dongeng Kluntung Waluh.
”Di situ kan dan karakter ibu dan Kluntung Waluh. Itu harus dibedakan. Pokoknya harus seekspresif mungkin. Dengan begitu anak bisa menerima secara audio maupun visual,” kata Meisya.
Sedang posisi yang dipilih Meisya saat mendongeng adalah Bambang sejajar dengan dirinya. Bukan berhadap-hadapan. Dengan begitu Bambang bisa sama-sama melihat gambar yang ada di buku.
”Bambang suka mendengar cerita seputar hewan. Terutama kucing. Meski belum bisa baca, dia tahu huruf. Jadi andalannya adalah gambar. Dia lihat gambar lalu berimajinasi dan ilustrasinya melalui voice over aku. Voice over itulah yang memegang peranan penting. Jadi bacanya harus berintonasi, karena ada beberapa dialog yang berbeda,” papar Meisya.
Meisya juga kerap menambahkan bahasa percakapan sehari-harinya dengan Bambang saat mendongeng. Tidak lupa saat bercerita Meisya juga selalu menatap mata anak bungsunya itu.
Stimulasi Tepat
Dalam kesempatan itu, psikolog klinis Ratih Ibrahim MM yang juga menjadi pembicara mengungkapkan, mendongeng adalah kegiatan stimulasi tepat dan asyik untuk mengoptimalkan seluruh dimensi tumbuh kembang anak.
Usia toddler dan prasekolah merupakan periode sensitif, sekaligus kritis bagi perkembangan buah hati. ”Dalam waktu ini, perkembangan anak terjadi begitu cepat, yaitu delapan puluh persen. Sementara periode sensitif mengarah pada kapasitas kuat untuk menyerap dan belajar berbagai hal baru,” terang Ratih.
Mendongeng bermanfaat mengurangi stres pada anak, membuatnya merasakan emosi bahagia, merasa dicintai, serta tidak merasa kesepian. Ini akan menjadi pondasi perkembangan kognitif, merangsang daya imajinasi dan kreativitas anak, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan meningkatkan kecerdasan moral.
Selain itu mendongeng juga menjadi dasar kemampuan anak untuk berinteraksi sosial dan meningkatkan rasa percaya diri mereka. Tentunya juga untuk meningkatkan kemampuan berbicara, memberi kosa kata dan pengetahuan baru, serta merangsang minat baca anak. ”Aktivitas mendongeng ini akan mempererat hubungan orangtua dan anak-anak yang akan menorehkan kenangan manis untuk mereka nantinya,” kata Ratih.*hen