Pasca mendapat vonis 1 tahun penjara dari majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat karena narkoba, anak pertama pasangan Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie, menangis histeris. Hal ini disampaikan Theresa Wienathan, asisten Nia Ramadhani pada Kamis (20/1) kemarin, “Awalnya histeris dia mendengar putusan itu, nangis-nangis banget.”
“Pas dia tahu Mamanya rehabilitasi aja dia nangis, apalagi pas putusan 1 tahun penjara, dia nangisnya parah.” Berusaha menenangkan cucu Aburizal Bakrie, keluarga pun akhirnya meminta izin pihak rehab untuk melakukan video call karena tangisannya tak kunjung berhenti. Setelah cara itu dilakukan, akhirnya tangis Mikhayla mereda. Tere pun berkata kalau putri sulung Nia Ramadhani sudah snagat rindu dengan kedua orang tuanya dan kerap bertanya, kapan mereka pulang.
| Baca juga: Nia Ramadhani Tak Kunjung Bebas, Keluarga Terpaksa Berbohong
Putusan hakim yang dirasa terlalu berat juga mengagetkan keluarga. Keluarga Bakrie mengharapkan vonis yang lebih ringan daripada penjara 1 tahun. “Semua juga syok, sedih banget. Jujur kita punya ekspektasi dan pas denger ternyata dapat vonis 1 tahun, ya nggak bisa ngomong apa-apa, cuma sedih aja,” kembali ujar Theresa.
Nia Ramadhani beserta suami dan supirnya harus mendapat hukuman 1 tahun penjara karena kedapatan memiliki narkoba jenis sabu seberat 0,78 gram. Mengaku sebagai korban dan baru menggunakannya, Nia bersikeras untuk mendapatkan rehabilitasi alih-alih hukuman penjara. Putusan itu di luar dugaan, lantaran Jaksa Penuntut Umum saja menuntut dengan hukuman 12 bulan masa rehabilitasi.
| Baca juga: Divonis Satu Tahun Penjara, Ekspresi Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Bikin Salfok
Sebelum mendengar vonis 1 tahun penjara, ketiganya telah menjalani rehabilitasi selama 5 bulan di pusat rehabilitasi Fan Campus, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Sebelumnya diketahui bahwa Nia Ramadhani beserta supirnya Zen Vivanto ditangkap terlebih dulu oleh Polres Metro Jakarta Pusat. Saat menjalani BAP (Berita Acara Perkara), Nia Ramadhani lalu menelpon suaminya Ardi Bakrie, sampai akhirnya ia menyerahkan diri di hari yang sama. (*)
