Menyusui merupakan fase penting bagi para ibu setelah melahirkan, yaitu sebagai upaya memenuhi kebutuhan nutrisi bagi bayi.
Menurut WHO, UNICEF, dan IDAI, bayi sebaiknya disusui secara eksklusif dengan ASI selama enam bulan pertama. Setelah itu, asupan ASI dapat dilengkapi dengan makanan pendamping ASI (MPASI) agar kebutuhan gizi lebih lengkap hingga usia dua tahun.
“ASI tidak hanya kaya akan nutrisi, tetapi juga mengandung imunoglobulin dan faktor pertumbuhan yang tidak ditemukan di sumber lain. Ini sangat penting dalam meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan membantu pencernaannya,” ujar dr. Putri Maulina, MARS, Dokter Laktasi dari RSIA Tambak, Jakarta.
Pemberian ASI menjadi hal yang menantang bagi sebagian ibu. Mulai dari air susu yang tidak keluar atau kalau pun keluar, jumlahnya dikhawatirkan tidak mencukupi.
Untuk mengatasi hal itu, ibu menyusui sering kali mencoba konsumsi ASI booster, yang bertujuan untuk meningkatkan produksi air susu.|
| Baca Juga: Hindari 4 Kebiasaan Buruk yang Dapat Mengganggu Kesehatan Ginjal
Menurut Putri, ASI booster dibutuhkan bagi ibu yang mengalami kendala dalam produksi air susu, sehingga khawatir tidak dapat mencukupi kebutuhan bayi.
“ASI booster bermanfaat jika kebutuhan nutrisi ibu tidak bisa dipastikan optimal. Misalnya makan serabutan, apalagi kalau ibunya working mom, yang semuanya serba dikejar. Mungkin dibutuhkan untuk minum vitamin atau suplemen. Tapi apakah wajib? Itu tergantung kondisi ibunya,” kata Putri di sela-sela kegiatan Pureats ASI Booster Plus di Mothercare Plaza Indonesia, Jakarta, baru-baru ini.
ASI booster bisa berupa produk makanan, minuman, atau suplemen dengan bahan-bahan yang dapat membantu meningkatkan produksi ASI. Contohnya susu almond, suplemen yang mengandung daun katuk hingga camilan.
“ASI booster dapat dikonsumsi bila ibu menyusui ingin melengkapi kebutuhan nutrisi yang selama ini kurang tercukupi, misalnya vitamin D, zat besi, hingga kalsium,” jelas Putri.
| Baca Juga: Makanan dan Minuman ini Bisa Kurangi Stres
ASI berkualitas sejatinya perlu dipersiapkan di awal kehamilan. Dalam hal ini, calon ibu perlu mengatur pola makan dengan gizi seimbang serta menyiapkan setidaknya 300-500 kalori tambahan per hari, istirahat yang cukup di masa kehamilan, serta menjaga kesehatan mental dengan baik demi melancarkan pembentukan ASI.
“Konsumsi makanan protein tinggi, karbohidrat, serta lemak dapat menghasilkan kualitas ASI yang baik,” tutur Putri.
Sedangkan untuk meningkatkan kuantitas volume ASI, para ibu menyusui perlu banyak mengonsumsi cairan, setidaknya minimal 3 sampai 4 liter selama masa menyusui.
Konselor laktasi yang berpraktik di RSIA Tambak Jakarta itu melanjutkan, ibu menyusui butuh kalsium 1.000-1.300 mg/hari untuk mengganti kehilangan kalsium selama produksi ASI.
Selain itu, dibutuhkan juga vitamin D 600 IU/hari untuk membantu kesehatan tulang ibu dan bayi. Kebutuhan protein busui sekitar 25 mg tambahan per hari dari kebutuhan normal untuk mendukung produksi ASI.
| Baca Juga: Manfaat Hormon Testosteron Bagi Kesehatan Pria dan Wanita
Bagi Ibu menyusui yang merasa pola makannya kurang di masa menyusui dapat menambahkan suplemen yang dapat menjaga dan meningkatkan produksi serta kualitas ASI.
Namun Putri mengingatkan agar ibu memperhatikan kandungan dari suplemen tersebut yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh ibu, atau hindari yang bisa membuat alergi pada ibu dan bayi.
“Bahan yang cukup baik untuk ibu konsumsi, mulai dari bahan-bahan natural yang mengandung fosfor, serat, zat besi, dan lainnya,”saran Putri.
Ia menambahkan, “Juga, pastikan bahwa ibu menyusui bahagia dan tenang dalam menjalankan prosesnya, minta bantuan suami, kerabat terdekat dalam pengasuhan bayi, atau bahkan konsultan profesional apabila dibutuhkan.” (*)