Agar tak terlupakan, seni pertunjukan tradisional ketoprak kembali dihadirkan lewat suguhan yang lebih modern. Pagelaran ‘Retno Kencana’ digelar di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat pada Kamis (4/12/2024).
Menariknya meski kesenian ini berasal dari Jawa, dialog yang digunakan semuanya dalam bahasa Indonesia. Pagelaran itu mengangkat kisah heroik Ratu Kalinyamat yang dikenal karena keberaniannya mengusir pasukan Portugis dari Malaka.
Ratu Kalinyamat atau yang sebelum menikah dengan Arya Penangsang bernama Retno Kencana adalah puteri Raja Demak. Pada peringatan Hari Pahlawan, 10 November 2023, dia dianugerahi gelar pahlawan oleh pemerintah.
“Gelaran ini juga sarana untuk menyuarakan bahwa perempuan bisa berdaya dan punya kontribusi nyata. Tidak saja bagi keluarganya tapi juga bangsa dan negara,” jelas Tuti Roosdiono, Ketua Kebaya Foundation sekaligus penggagas pagelaran Ketoprak ‘Retno Kencono’ saat ditemui di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat Kamis (4/12/2024).
| Baca Juga: Kebaya Kian Digemari, Jadi Outfit Informal hingga Kasual
Pagelaran yang berlangsung selama dua jam disutradarai Teguh Kenthus Ampiranto dengan melibatkan 80 orang, termasuk seniman penampil, penari hingga pemusik. Para pelakon juga diisi mereka yang bukan seniman.
Seperti Dewi Bambang Soesatyo sebagai tokoh utama Retno Kencana atau Ratu Kalinyamat, Laksamana TNI (Purn) Yudo Margono sebagai Pemanahan (Penasihat Panglima Perang), Vero Yudo Margono sebagai Surtini, Emi Wiranto sebagai Panglima Pasukan Jepara.
Juga ada politikus yang tak asing lagi, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Saudagar Ngadimin, Giok Hartono sebagai Sulastri, Tuti Roosdiono sebagai Sundari, Aylawati Sarwono serta Putri Mantan Presiden RI Abdurrahman, Wahid Inayah Wahid sebagai anak kembar Ngadimin bernama Ayu dan Wahyu, serta Fauzan Romdhon sebagai Juru Mertani.
Ditemui sebelum pementasan, sutradara Teguh Kenthus Ampiranto, menyampaikan tantangannya mengarahkan jajaran pemeran utama yang bukan seniman ketoprak.
“Kalau pemainnya profesional pasti tidak repot karena sudah paham. Tapi di sini kan pemeran utamanya tidak punya latar belakang berkesenian ketoprak, jadi awam banget. Ngajarinnya harus pelan pelan. Belum lagi ngatur waktu latihannya,” jelas pria berusia 56 tahun yang biasa disapa Kenthus.
| Baca Juga: Elvy Sukaesih Bakal Manggung Bareng Tokyo Ska Paradise Orchestra
Persiapan untuk pementasan dilakukan selama dua bulan, mulai sekitar Oktober 2024. Mereka intens berlatih seminggu sekali, setiap Rabu kurang lebih dua jam.
“Saya tidak memaksakan mereka harus bisa seperti seniman ketoprak. Setidaknya tahu makna ceritanya. Saya kasih naskah dialog hanya untuk panduan. Saat di atas panggung mereka bebas improvisasi asal tidak jauh melenceng dari panduan atau poin penting tadi,” terang sutradara yang bergabung dengan kelompok Wayang Orang Bharata sejak tahun 1999 itu.
Dewi Bambang Soesatyo yang menjadi tokoh sentral Ratu Kalinyamat menyampaikan bahwa ini adalah pementasan seni pertamanya. Selain tampil sebagai perempuan yang cantik, dia juga harus bisa bersikap tegas.
“Pastinya tidak mudah karena ini pementasan pertama. Yang paling susah adalah mengungkap ketegasan seorang Kalinyamat,” ungkap Dewi.
“Saat aku baca naskahnya, dia adalah perempuan yang punya pendirian kukuh, galak dan memikirkan banyak orang. Jadi perempuan galak itu sulit,” imbuhnya.
| Baca Juga: YouTuber Indonesia Turah Parthayana Jadi Duta Pendidikan Rusia
Acara tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Kebaya Foundation, Laskar Indonesia Pusaka, dan Jaya Suprana School of Performing Arts, yang bertujuan untuk melestarikan seni budaya sekaligus beraksi untuk kebaikan sosial.
Hasil penjualan tiket akan didonasikan kepada Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala untuk mendukung anak-anak disabilitas ganda netra Yaitu mereka yang yang mengalami keterbatasan penglihatan dan disabilitas lainnya. (*)