Tingginya angka pencemaran air laut akibat limbah minyak di Indonesia ternyata menginspirasi siswa SMAN 5 (Smala) Surabaya.
Mereka membuat inovasi alat pemurni laut dari limbah minyak bernama Sea OSPOD: Oils Spill Purification and Observation Device Based on Drone and Autonomous Surface Vehicle Mapping with Superoleophilic and Mesh.
Sebuah alat penyaring limbah minyak dengan menggunakan teknologi drone untuk mengidentifikasi minyak di laut.
Inovasi yang dibuat tim Smala, beranggotakan Devan Ahmad Henofernanda, Syauqi Nabil Ahmad, Wafy Saleh, Nazmy Saleh, Rafif Salman Mudafarsya, Aditya Ahmad Keandre dan Arvandanish Zavier Aghassan.
Mereka berhasil menjuarai ajang ‘The Macao International Innovation & Invention Exposition (MiiEX) 2024’.
Mereka mengalahkan 150 peserta dari lebih 20 negara. Di antaranya, Romania, Korea, China, Thailand, Malaysia dan Rusia.
|Baca: Mie Kentang Terpanjang di Dunia, Panjangnya 3 Kali Tinggi Monas
Berawal dari Keresahan
Mereka memboyong tiga penghargaan sekaligus, Gold Medal MiiEX, Special Award Diploma of Excellence dan Gold Medal dari Technical University Romania, Special Award The Best International Invention Award dari Hong Kong Dream Technology and Innovation Society.
”Senang dan bangga. Awalnya nggak nyangka sih bakal menang. Soalnya kami udah pasrah aja gitu,” kata ketua tim Devan Ahmad Henofernanda saat ditemui Nyata di SMAN 5 Surabaya, Senin (4/11) lalu.
The Macao International Innovation & Invention Exposition (MiiEX) 2024 yang diselenggarakan Macao Innovation and Invention Association (MIIA) dan dinaungi Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA) dari Indonesia.
Merupakan kompetisi yang menampilkan berbagai penemuan, produk baru, dan inovasi dari dalam berbagai bidang seperti teknologi, kesehatan dan lingkungan di seluruh dunia.
Awalnya, Devan dkk mendapat informasi kompetisi itu dari INNOPA pada bulan Juli. Setelah itu mereka mulai mempersiapkan syarat-syarat pendaftarannya. Termasuk menyiapkan rancangan project bertema lingkungan.
”Awalnya kami riset dulu. Kayak baca-baca jurnal dan artikel. Ternyata di Indonesia masih banyak masalah tentang pencemaran minyak yang ada di laut yang hingga kini belum bisa teratasi,” lanjut Devan.
|Baca: Tikus Berompi Merah, Mampu Deteksi Penyelundupan Organ Satwa
Bagi Tugas
Ide tersebut lantas mereka tuangkan dalam bentuk prototype. Untuk memudahkan pengerjaan, ketujuh remaja berusia 16 tahun itu membagi dalam tiga tim. Bagian desain kapal, teknologi, dan presentasi.
”Setelah dapat idenya. Kami mulai riset selama satu bulan tentang penerapan teknologinya, cara membuat kapalnya,” timpal Syauqi.
“Karena kami akan mendesain kapal pemurni limbah minyak, maka kami perhitungkan bentuk kapal dan minyak yang ditampung agar tidak tenggelam saat menampung minyak itu.” ujarnya.
Selain itu bagaimana mendapatkan dimensi kapal yang tepat agar bisa portabel ketika dibawa ke Macau
Agar pengerjaan dari desain kapal berjalan lancar dan sesuai rencana, mereka mendapat bimbingan dari tiga dosen Teknik Perkapalan Institut Teknologi 10 Nopember (ITS).
Yakni Ahmad Nasirudin, S.T. M.Eng., Dr. Eng. Yuda Apri Hermawan, S.T., M.T., dan Prof. Ir. Daniel Mohammad Rosyid, M.Phil., Ph.D., MRINA.
Juga Rifqi Abdillah, S.Tr.T., M.Kom, seorang dosen dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA), yang dilakukan satu kali sesi pertemuan.
”Setelah konsultasi, kami revisi lagi bentuk kapalnya juga tempat penampungan minyak. Sebelumnya itu rencana tempat penampungan minyak ada di pinggir kapal, tapi oleh beberapa dosen tersebut disarankan untuk tempat penyimpanan minyak di body kapal,” kata Syauqi lagi.
Kayak misalnya, lanjut mereka, memberikan rekomendasi desain kapal yang sekira efektif dan paling portabel dan cocok untuk mengangkut minyak.
|Baca: Fakta Latiao, Jajanan Viral Asal China yang Dilarang BPOM
Hingga akhirnya, mereka merancang kapal penyaring limbah minyak bernama Sea OSPOD: Oils Spill Purification and Observation Device Based on Drone and Autonomous Surface Vehicle Mapping with Superoleophilic and Mesh.
Kapal berukuran 60x30x35 sentimeter itu dirancang bisa mengambil tumpahan minyak maksimal 4,4 liter. Dengan jenis minyak oli, minyak tambang, dan minyak jelantah.
Selain itu, kapal ini juga dilengkapi dengan teknologi drone untuk mengidentifikasi minyak di laut. (*)
Selengkapnya baca Tabloid Nyata Cetak Edisi 2780, Minggu ke II, November 2024