Film debut sutradara Meira Anastasia, ‘Cinta Tak Seindah Drama Korea’ sudah turun layar. Sayangnya karya rumah produksi Imajinari milik Ernest Prakasa itu tidak sesuai harapan.
Resmi tayang di bioskop pada 5 Desember dan turun layar pada 25 Desember 2024, film yang dibintangi oleh Lutesha dan Jerome Kurnia itu hanya berhasil meraup 49.740 penonton. Padahal, sebelumnya film tersebut digadang-gadang sebagai drama Korea-nya Indonesia.
Tidak hanya itu, film tersebut juga sempat digosipkan sebagai karya nepotisme karena seolah Ernest memberi sebuah proyek pada sang istri dengan maksud tertentu.
| Baca Juga: Dibintangi Ganindra Bimo, Film ‘Elang’ Ungkap Intrik Sepak Bola Indonesia
Menanggapi hal tersebut, melalui unggahan Instagram @ernestprakasa, sang produser mengungkapkan alasan di balik ketidakberhasilan film tersebut. Menurutnya, hal yang wajar bagi sebuah rumah produksi baru untuk melakukan kesalahan.
“Dengan semua kehebohan yang terjadi, kerap terlupa bahwa Imajinari baru merilis film perdananya di tahun 2022 lalu. Sebagai pelaku di industri film Indonesia, masih tergolong balita. Terlepas dari semua keberhasilan yang amat membanggakan, masih terlalu banyak hal yang belum kami pahami, kesalahan-kesalahan yang belum kami coba,” ungkapnya, Selasa (25/12).
Dia pun merasa wajar jika ada banyak orang yang menganggap film ‘Cinta Tak Seindah Drama Korea’ sebagai film nepotisme.
Namun menurut Ernest Prakasa, Meira Anastasia “bukan sekadar istri”. Dia tahu kemampuan sang istri, sehingga berani memberikan satu proyek besar padanya.
| Baca Juga: Caitlin Halderman Ceritakan Pakai Kostum Khusus di Series ‘Pacarku Jinny’
“Kami berdua kerap menulis bersama-sama, hingga ia mendapatkan Piala Citra untuk penulis skenario adaptasi terbaik di film ‘Imperfect’. Bahkan ia duduk di kursi co-director di tiga film yang saya sutradarai. Saya tahu betul kualitasnya sebagai seorang pencerita. Itu kenapa saya percaya pada visinya,” lanjutnya.
Dia juga menulis akan selalu mendukung sang istri dan tidak sabar untuk melihat karyanya yang lain.
Tidak lupa Ernest mengucapkan terima kasih pada seluruh pemain dan kru film dan menyebut mereka adalah orang-orang “istimewa”.
“Tidak ada penyesalan, hanya ada pelajaran,” tutupnya. (*)