Drama Anak Lee Kuan Yew, Rebutan Warisan Rumah Pendiri Singapura

0
35
Hsien Yang, Lee Kuan Yews, dan Hsien Loong. Ketiga anak pendiri Singapura, Lee Kuan Yew. (Foto: Instagram/progresssingaporeparty, lee_kuan_yew, urbanasiacom)
Hsien Yang, Lee Kuan Yews, dan Hsien Loong. Ketiga anak pendiri Singapura, Lee Kuan Yew. (Foto: Instagram/progresssingaporeparty, lee_kuan_yew, urbanasiacom)

Konflik keluarga yang melibatkan anak-anak pendiri sekaligus eks Perdana Menteri (PM) pertama Singapura, Lee Kuan Yew, tengah terjadi. Konflik tersebut bahkan sampai membuat salah seorang anak harus mencari suaka ke Inggris.

Konflik bermula ketika Lee Kuan Yew meninggal pada 2015. Ketiga anaknya terbagi menjadi dua kubu, yaitu kubu Lee Hsien Loong serta kubu Lee Hsien Yang dan Lee Wei Ling. Mereka berseteru atas rumah ayah mereka yang berada di 38 Oxley Road, Singapura.

Sebagaimana dikutip dari The Guardian (23/10), Kuan Yew menyerahkan rumahnya untuk ditinggali Wei Ling dengan catatan rumah tersebut harus dihancurkan setelah tidak ada yang menempati. Keinginan itu muncul karena eks PM Singapura itu tidak menyukai “monumen” untuk orang meninggal.

Baik Hsien Yang maupun Wei Ling setuju dengan permintaan ayahnya. Namun Hsien Loong yang saat itu menjabat sebagai PM Singapura ingin memutuskan sendiri bagaimana nasib rumah tersebut, termasuk kemungkinan ditetapkannya sebagai bangunan bersejarah.

Rumah Lee Kuan Yew yang jadi sengketa (Foto: Instagram/channelnewsasia)
Rumah Lee Kuan Yew yang jadi sengketa (Foto: Instagram/channelnewsasia)

Sejak saat itu, anak-anak Lee Kuan Yew tidak memiliki hubungan yang akur. Apalagi Hsien Loong sempat mengajukan tindakan disipliner pada istri Lee Hsien Yang yang dianggap telah melakukan “hal tidak pantas” terkait dengan wasiat pendiri Singapura itu.

Akibatnya, istri Hsien Yang diskors selama 15 bulan dari pekerjaannya sebagai seorang pengacara.

Tidak hanya itu, keluarga Hsien Yang mengaku sering mendapat ancaman dan tuduhan dari Pemerintah Singapura.

Hsien Yang pun mulai berpendapat Hsien Loong telah menyalahgunakan jabatannya sebagai PM Singapura. Secara berani dia memutuskan untuk mendukung kelompok oposisi kakaknya pada 2020.

| Baca Juga: Jaksa Sebut Kasus Menendez Brothers Tak Mengancam Publik

Menurutnya, rezim yang telah dibentuk kakaknya membuat Singapura bergerak ke arah yang lebih buruk. 

“Dunia perlu melihat lebih dekat, untuk melihat peran Singapura sebagai fasilitator utama perdagangan senjata, uang kotor, uang narkoba, dan uang kripto,” ungkapnya, sebagaimana dikutip dari CNBC (23/10).

Konflik sengketa rumah Lee Kuan Yew sempat mereda, tapi kembali mencuat ketika Lee Wei Ling meninggal pada 9 Oktober 2024 lalu di usianya yang ke-69 tahun.

Lama berkonflik, akhirnya Lee Hsien Yang mengaku pada Selasa kemarin (22/10) dia telah mencari suaka di Inggris. Pencarian suakanya di Inggris telah disetujui pada Agustus 2024.

| Baca Juga: Mike Jeffries Terlibat Perdagangan Seks, Kasusnya Mirip Diddy

“Saya pikir ini adalah pengakuan bahwa Singapura telah menganiaya saya. Menurut pendapat saya, di negara yang dikontrol ketat seperti Singapura, tindakan semacam ini tidak mungkin terjadi tanpa persetujuan dan persetujuan diam-diam Lee Hsien Loong,” akunya.

Lee Hsien Yang dan keluarga telah berada di Inggris sejak 2022 dan mengaku tidak bisa pulang. Dia bahkan tidak bisa menghadiri pemakaman Lee Wei Ling.

Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Singapura mengatakan tidak pernah ada pembatasan hukum bagi Hsien Yang dan keluarga untuk pulang ke Singapura. Dikutip dari Bloomberg (23/10), anak bungsu Lee Kuan Yew itu “bebas kembali kapan saja.”

Meski demikian, Hsien Yang tidak akan bisa lepas dari jerat hukum atas segala tuduhan yang telah dilontarkannya. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here