Indra Bekti kembali mendatangi Rumah Sakit, tempat dirinya dirawat, karena mengeluhkan sakit kepala lagi setelah mengalami pecah pembuluh darah otak dua tahun lalu.
Saat berbicara kepada awak media di RS Abdi Waluyo, Jakarta pada Senin (23/12), presenter yang kerap disapa Bekti itu mengatakan bahwa dia datang untuk melakukan check up.
“Saya mau check up. Kan ini udah sekitar dua tahun ya. Saya pakai selang di kepala, untuk mengeluarkan cairan di kepala. Ini mau dicek, mau dilihat aja gimana,” katanya.
Bekti juga mengatakan bahwa setelah mengalami pecah pembuluh darah, dia kerap merasakan sakit kepala. Namun, pria 46 tahun itu, menyebut bahwa pusing itu adalah hal yang wajar.
| Baca juga: Rebutan Hak Asuh, Paula Verhoeven Sindir Kuasa Hukum Baim Wong
“Masih pusing-pusing sedikit ini ya wajar saja. Kaya cenat-cenut gitu, apalagi ini kan buatan manusia. Mau nggak mau saya harus melakukan perawatan,” ujarnya.
Kondisi presenter itu dijelaskan oleh dr. Erwin Joe, Sp.S., dokter spesialis saraf yang menangani Bekti. Dokter tersebut menjelaskan bahwa kondisi pasiennya saat ini mengalami perkembangan cukup bagus.
Hal itu dilihat dari kondisi Bekti saat pertama kali datang ke rumah sakit dalam kondisi yang bisa dibilang cukup parah karena tak sadarkan diri.
“Sebenarnya setelah dua tahun ini cukup puas, soalnya ini adalah kasus sukses yang pada saat datang kondisinya (pasien) sudah cukup berat. Kondisi pasien cukup parah dan tidak sadar, drop kondisinya,” ujar dokter tersebut.
Penanganan pertama yang dilakukan dr. Erwin dan tim adalah CT Scan untuk mengetahui kondisi dari pasien. Hasilnya menunjukkan bahwa Bekti mengalami pendarahan otak.
| Baca juga: Busana Nagita Slavina Dikritik saat Dampingi Suami Bertemu Menteri
Dokter saraf tersebut juga berdiskusi dengan dokter spesialis lain karena saat itu Bekti memiliki tekanan darah yang tinggi.
“Pada saat sekarang kami lihat, (Bekti) sudah jauh lebih baik. Saya waktu itu kerja sama dengan dokter penyakit dalam, paru-paru, bedah dan saraf,” jelasnya.
Erwin juga menjelaskan bahwa pasiennya perlu melakukan pengecekan berkala agar peluang sembuh semakin besar.
“Untuk sembuh 100 persen kita harapkan seperti itu karena kami tidak menetapkan berdasarkan persen, yang kami inginkan adalah hasil terbaik dan semaksimal mungkin,” pungkasnya. (*)