Perjalanan ‘Woman from Rote Island’ menuju OSCAR 2025 harus terhenti. Film tersebut gagal masuk ke 15 besar daftar Academy of Motion Pictures Arts and Sciences (AMPAS).
Sebelumnya diberitakan, film karya sutradara Jeremias Nyangoen itu terpilih sebagai perwakilan Indonesia di ajang OSCAR 2025 pada 17 September 2024 lalu. Film tersebut digadang-gadang akan meraih penghargaan ‘Best International Feature Film’.
Film yang juga memiliki judul ‘Perempuan dari Pulau Rote’ itu juga telah tampil di sejumlah festival internasional, seperti Busan International Film Festival 2023, Asian Film Festival Barcelona 2023, dan QCinema Film Festival International 2023 di Filipina.
Tidak hanya itu, film tersebut juga telah meraih penghargaan Film Terbaik dalam ajang Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2023.
| Baca Juga: Matt Reeves Beri Update Terbaru Film ‘The Batman Part 2’
Melihat adanya raihan tersebut, Komite Seleksi Oscar Indonesia 2024 pun mendaftarkan film tersebut untuk berlaga di ajang OSCAR 2025.
Setelah melalui proses seleksi yang ketat, ‘Woman From Rote Island’ berhasil masuk dalam daftar 85 besar AMPAS.
Dari 85 judul tersebut, AMPAS kemudian memilih 15 judul untuk lanjut ke proses selanjutnya. Di situlah ketika Indonesia gagal masuk nominasi OSCAR.
Rizka Shakira selaku produser film tersebut mengungkap beberapa hal mengapa karya sineas Indonesia gagal masuk nominasi Oscar sejak 1987.
Menurutnya, ada hal utama yang harus diperhatikan jika ingin film Indonesia bisa masuk dalam nominasi ajang film bergengsi tersebut, yaitu regulasi kampanye dan promosi yang harus diikuti secara ketat. Bagi beberapa rumah produksi, memahami aturan tersebut membutuhkan waktu dan tenaga.
| Baca Juga: Lee Jung Jae Dirumorkan Bakal Jadi Front Man di ‘Squid Game 3’
“Tentunya untuk memahami aturan dan regulasi kampanye Oscar saja membutuhkan waktu lama. Dan dari sini saja, kita sudah kalah start untuk promosi,” ungkapnya dalam unggahan Instagram @bintangchayasinema, Kamis (19/12).
Sehubungan dengan masalah promosi tersebut, Rizka mengungkap ada banyak rumah produksi yang membutuhkan bantuan dana promosi agar film lebih dikenal oleh para juri Oscar.
“Kami bangga membuat film Indonesia dengan dana sendiri, berjuang sendiri, dengan dana rumah produksi sendiri. Kami bangga membuat film Indonesia dan membawanya di kancah dunia. Tapi khusus yang Oscar, kami butuh bantuan dana yang besar dari pemerintah karena dana untuk promosi dunia butuh dana yang besar,” lanjutnya. (*)