Lagi, Indonesia akan memproduksi film horor komedi, ‘Salah Santet’. Menariknya, pembuatannya akan bekerja sama dengan negara tetangga, Malaysia.
Film hasil kolaborasi dua negara tersebut merupakan produksi Malaysia, Brightstar Picture Enam Delapan dan Ayra Global Enam Delapan. Mereka akan bekerja dengan JSF Studio dan SEEV Entertainment dari Indonesia.
Saat ini, skenario film masih dalam proses riset karena produser film, Husnie Ramadan dan Pilip Tenonet ingin film horor tersebut memiliki unsur humor yang sesuai dengan budaya kedua negara.
“Kami ingin memastikan bahwa cerita ini punya kedalaman budaya sekaligus humor yang bisa diterima penonton Indonesia maupun Malaysia,” ungkap Husnie, sebagaimana dikutip dari Detik, Kamis (21/11).
| Baca Juga: Sutradara ‘Cross Road’ Sempat Insecure Selama Produksi Film
Para produser film beranggapan film tema horor komedi memiliki daya tariknya tersendiri, terutama di kalangan masyarakat Indonesia. Sehingga nantinya, untuk menghidupkan suasana humor, aktor dari kalangan stand-up comedy dan Malaysia akan turut bermain di film tersebut.
Harapannya, kolaborasi dalam bentuk film tersebut mampu mempererat tali persaudaraan antara Indonesia-Malaysia.
“Kami juga bangga bisa menjalin kerjasama yang strategis dengan JSF Studio dan SEEV Entertainment dalam rangka mengukuhkan Rumah Produksi di peringkat global. Seperti ikatan persaudaraan, kerjasama ini menyerap aspirasi dari kedua belah pihak untuk dapat turut serta meramaikan industri film Nusantara,” ungkap produser dari Malaysia.
Menurut sutradara, Jay Sukmo, konflik ‘Salah Santet’ berasal dari rencana yang berakhir dengan jatuhnya korban.
“Konflik film salah satunya bersumber dari salah membuat ramuan santet yang menyebabkan banyak jatuh korban,” jelasnya.
| Baca Juga: Terinspirasi Kisah Nyata, Ini Fakta Lain Film ‘Cesium Fallout’
Seperti judulnya, film tersebut menceritakan tentang santet yang tidak sampai ke tujuan. Diceritakan ada tiga pemuda desa yang menemukan kitab santet milik seorang dukun terkenal. Mereka pun hendak menggunakannya untuk melawan seorang pejabat yang sudah berlaku sewenang-wenang di tanah mereka.
Sayangnya, ada kekeliruan saat ketiga pemuda desa itu membuat ramuan dan merapal ritual, sehingga korban tak bersalah pun berjatuhan.
Rencananya, film yang syutingnya akan dilakukan di Indonesia dan Sarawak, Malaysia, itu akan tayang pada 2025 mendatang. (*)