Diwarnai Keributan, Kunjungan Pertama Raja Charles III di Australia

0
28
Lidia Thorpe meneriaki Raja Charles III (Foto: Dok. EPA, Instagram/royalfamilystory)
Lidia Thorpe meneriaki Raja Charles III (Foto: Dok. EPA, Instagram/royalfamilystory)

Kunjungan pertama Raja Charles III di Australia sejak penobatannya sebagai raja diwarnai keributan pada Kamis (17/10). Dia diteriaki oleh seorang senator pribumi Aborigin bernama Lidia Thorpe.

Lidia secara lantang menyerukan penolakan pengangkatan pria 75 tahun itu sebagai raja. Dia juga menuntut pengembalian tanah yang menurutnya telah dicuri.

“Kamu (Raja Charles, red) melakukan genosida pada orang-orang kami! Kembalikan tanah kami yang sudah kamu curi!” teriak Lidia sebagaimana dikutip dari Al Jazeera (21/10).

Sebelum meneriakkan kata-kata tersebut, Lidia sempat membalikkan badan saat lagu kebangsaan Inggris ‘God Save the King’ dimainkan untuk menyambut kedatangan Raja Charles III.

| Baca Juga: Taylor Swift dan Raja Charles Kunjungi Korban Penusukan Anak

Sementara itu menurut keterangan BBC (22/10), wanita itu meneriakkan sesuatu seperti “kamu bukan rajaku” dan “ini bukan tanahmu” ketika sang raja sedang berbicara dengan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese di Parliament House, Canberra.

Setelah meneriakkan protes pada Raja Inggris, Lidia segera diseret pergi oleh petugas keamanan.

Aksi senator pribumi itu mendapat banyak pujian dari beberapa aktivis lainnya. Namun beberapa pribumi Aborigin lainnya justru menganggap aksi tersebut sebagai sesuatu yang memalukan.

Salah seorang tetua suku Aborigin, Violet Sheridan, juga beranggapan serupa.

“Lidia Thorpe tidak berbicara atas nama orang-orang kami dan aku yakin dia juga tidak berbicara untuk penduduk asli kami,” ucapnya.

Eks senator Aborigin lain, Nova Peris pun juga berpendapat apa yang dilakukan Lidia memalukan dan mengecewakan.

| Baca Juga: Manisnya Raja Charles III Dapat Gelang Persahabatan dari Putri Charlotte

“Australia sedang bergerak maju ke arah perdamaian yang lebih baik. Meski hal itu sulit, diperlukan dialog yang saling menghargai, saling pengertian, dan komitmen bersama untuk saling menyembuhkan–bukan tindakan memecah belah yang mengalihkan perhatian kita dari kemajuan yang sudah kita tata,” ucapnya.

Di sisi lain, Lidia Thorpe mengatakan dia ingin seluruh dunia tahu penderitaan yang telah dirasakan oleh para saudaranya dan menuntut permintaan maaf dari Raja Charles III.

“Kenapa dia tidak berkata, ‘Aku meminta maaf atas ribuan pembantaian yang pernah terjadi di negara ini dan nenek moyang saya dan kerajaan saya yang akan bertanggung jawab atas hal itu’?” ucapnya. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here