Sutradara Joko Anwar memberanikan dirinya untuk keluar dari comfort zone film-film horor yang sudah rutin dibuatnya sejak 2017 dan bersiap untuk menggarap ‘Pengepungan di Bukit Berduri’.
“Saya percaya bahwa sebagai seorang filmmaker, saya juga seorang seniman yang tidak boleh berada dalam sebuah comfort zone,” ucapnya pada awak media dalam jumpa pers pada Senin (21/10).
“Jika dari 2017 saya dikenal sebagai seorang pembuat film horor, sampai sekarang banyak sekali orang yang memberikan label bahwa saya adalah seorang pembuat film horor,” lanjutnya.
Dia merasa sudah cukup berkutat di film horor, sehingga kesempatan yang dimilikinya kali ini akan digunakan sutradara 48 tahun itu untuk mencoba sesuatu “yang sangat luar biasa”.
| Baca Juga: Film Terbaru Joko Anwar Hampir Rampung, Dipastikan Bukan Horor
Meski bukan horor, film ke-11 Joko Anwar kali ini masih akan tetap memacu adrenalin dan ketegangan para penontonnya karena mengambil tema aksi dan thriller.
Tidak main-main, pembuatan ‘Pengepungan di Bukit Berduri’ akan dilakukan dengan Hollywood Amazon MGM Studio. Kerja sama yang dilakukan dengan studio tersebut memungkinkan film tersebut tayang di layar lebar global dengan judul ‘The Siege of Thorn High’.
Hal tersebut sekaligus menjadi pertama kalinya Hollywood Amazon MGM Studio bekerja sama dengan rumah produksi Asia Tenggara. Sebelumnya, studio tersebut terkenal dengan beberapa judul film, seperti ‘Challengers’, ‘Blink Twice’, ‘American Fiction’, serta ‘Air’.
Dalam konferensi pers tersebut Joko Anwar mengaku skrip film sebenarnya sudah selesai dibuat sejak 2007 lalu. Namun ada beberapa hal yang menurutnya kurang matang, sehingga baru sekarang dia memiliki kesempatan untuk mewujudkannya.
| Baca Juga: Joko Anwar Pernah Lihat UFO, Jadi Inspirasi Series Terbarunya di Netflix
“Kenapa skrip-nya baru difilmkan? Karena film ini butuh kematangan. Sayang menunggu 17 tahun setelah menajamkan skenarionya, sekarang sudah cukup dewasa untuk membuat film ini. Saat menonton nanti ingin penonton dapat sesuatu yang menghibur dari cerita, plot, dan lainnya. Tapi ada sebuah isu yang lebih penting di sini,” jelasnya.
Film ‘Pengepungan di Bukit Berduri’ mengambil latar Indonesia pada 2027, ketika negara berada di ambang kehancuran karena diskriminasi dan isu rasial.
Hal itu berdampak pada seorang guru pengganti di SMA Duri bernama Edwin. Di sana, Edwin harus menghadapi murid-murid bermasalah yang semakin membuat rumit keadaan. Dia pun harus bertarung untuk bertahan hidup di tempatnya mengajar.
Film yang dibintangi oleh Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Pirashata Malasan, Endy Arfian, dan Fatih Unru itu rencananya akan tayang pada 2025 mendatang. (*)