Buku kumpulan cerpen ‘Tukar Takdir’ karya Valiant Budi atau yang populer dengan nama Vabyo diangkat ke layar lebar dengan menggandeng Mouly Surya sebagai sutradara sekaligus penulis skenario.
Menurut Vabyo, buku itu dirilis pada 2019 silam, ada beberapa rumah produksi yang mendekatinya guna mengalih wahanakan menjadi karya film. Hanya saja, yang paling serius dan paling paham isi buku tersebut adalah Chand Parwez Servia, Produser Starvision.
“Pas saya baca skenario Mouly tuh sangat relate. Buku ini kan saya tulis berdasarkan duka-duka yang aku lalui. Kalau kita lihat di cover buku itu ada makhluk merah di leher wanita adalah perwujudan trauma yang mengikuti kemana pun kita pergi,” jelas Vabyo saat cast reveal di FX Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024).
| Baca Juga: Film ‘Tukar Takdir’ Pertemukan Nicholas Saputra dan Marsha Timothy
Vabyo mengaku kaget dengan jajaran pemain yang nantinya akan memainkan karakter sebagaimana yang ia tulis di bukunya.
Film ‘Tukar Takdir’ akan diisi oleh Nicholas Saputra, Marsha Timothy, Adhisty Zara, Meriam Bellina, Marcella Zalianty, Hannah Al Rashid, Teddy Syach, Tora Sudiro, Ringgo Agus Rahman, Devi Permatasari, Ariyo Wahab, Roy Sungkono, Bagus Ade Saputra, Revaldo dan Ayez Kassar.
“Saya ditawari sama Pak Parwez mau tahu jajaran cast lebih dulu apa saat cast reveal? Saya bilang sekarang aja pak, karena takut pingsan nanti. Ternyata castnya sangat luar biasa,” puji Vabyo.
| Baca Juga: Dari Komedi, Tora Sudiro Kini Akting Serius di Film ‘Tukar Takdir’
Vabyo mengatakan buku yang ditulisnya itu terdiri dari berbagai macam genre. Ada drama, horor bahkan thriller. Dari 12 cerita pendek di buku ‘Tukar Takdir’ yang dipilih Mouly Surya adalah cerita pertama tentang kecelakaan pesawat terbang.
“Cerita itu memang yang paling berkesan buat saya. Karena di situ saya berhadapan sekaligus berdamai dengan duka,” terang Vabyo.
Sementara itu, Mouly Surya mengatakan, dalam proses pengembangan cerita untuk skenario film ia selalu diskusi dengan Vabyo. Proses penulisan skenario bahkan telah dilakukan sejak 2021 lalu.
“Kita ada dialog dan selalu ada diskusi dengan penulisnya. Pas baca ini saya berusaha menangkap nyawa dari buku ini. Sebab gimana pun nanti akan jadi film dengan durasi 1,5 jam yang mengintreprestaiskan rasa duka, trauma sekaligus keseruan,” jelas Mouly Surya. (*)