Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sejumlah provinsi masuk dalam kategori ‘Waspada’ karena bakal ada bahaya hujan lebat dalam sepekan ke depan imbas dari sejumlah fenomena atmosfer.
Pada prospek Cuaca Mingguan Periode 14-20 Juni, BMKG memprediksi adanya kombinasi fenomena cuaca yang memicu potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di beberapa daerah.
Daerah tersebut meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan.
| Baca Juga : Suhu Panas di Jakarta Meningkat, Ini Kata BMKG
Selain daerah tersebut, meliputi daerah lain seperti Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua dan Papua Selatan.
“Potensi dampak dari bahaya hujan lebat Kategori Siaga tidak terdapat di wilayah Indonesia,” ucap BMKG.
“Kategori Waspada terdapat di wilayah Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan,” ucapnya.
Sementara itu, BMKG menyebut adanya potensi angin kencang yang terdapat di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Papua Barat Daya, dan Papua Selatan.
| Baca Juga : Waspada! Pria Meksiko Meninggal Terinfeksi Virus Flu Burung H5N2
Beberapa fenomena atmosfer yang signifikan mendukung potensi cuaca ekstrem di wilayah-wilayah di atas untuk sepekan ke depan antara lain:
Pertama, aktivitas Rossby Ekuatorial. Gelombang atmosfer ini diperkirakan aktif di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa bagian barat hingga tengah, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
Kedua, aktivitas gelombang atmosfer Kelvin, yang terpantau di wilayah Sumatera Selatan, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, Kep. Papua kecuali Papua Selatan.
Ketiga, sirkulasi siklonik, yang terpantau di Papua Tengah, yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Papua hingga Papua Tengah.
Adapun daerah konvergensi yang memanjang di perairan barat Aceh, dari perairan barat Sumatera Barat hingga Riau, dari perairan barat Bengkulu hingga Riau, dari Kep. Bangka hingga Laut Natuna, dari Jawa Tengah hingga Jawa Barat.
Selain itu, ada daerah pertemuan angin (konfluensi) di Kepulauan Riau dan Laut China Selatan.
| Baca Juga : Konser Coldplay di Singapura Diguyur Hujan, Penonton Pulang Kebanjiran
Keempat, Intrusi udara kering (dry intrusion) dari belahan Bumi selatan melintasi Papua Selatan, Laut Timor, dan Laut Arafuru.
Kelima, Labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses pembentukan awan hujan (konvektif) pada skala lokal.
Wilayahnya ada di sebagian besar Sumatra, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan. (*)