Indonesia Dance Company (IDCO) sukses membawa kisah klasik ‘The Jungle Book in Ballet’ ke pentas berkelas internasional di Teater Besar, TIM, Jakarta Pusat pada 31 Agustus 2024.
Kisah klasik Mowgli si anak manusia yang hidup di hutan belantara dan dibesarkan oleh binatang menjadi sajian yang menarik, unik sekaligus klasik dibawakan oleh lebih dari 60 penari di bawah naungan IDCO.
Berdurasi dua jam, adegan dibuka dengan suasana hutan yang penuh pepohonan. Belasan balerina yang berwujud kijang, rusa, beruang, orang utan, macan tutul, menari silih berganti.
Mowgli muncul dengan tampang yang polos dan meniru tingkah lucu para binatang. Datanglah sahabatnya, Bagheera sang macan kumbang yang menemani hari-harinya.
| Baca Juga: IDCO Angkat Kisah Petualangan Mowgli di Teater ‘The Jungle Book Dance’
Tak cuma mereka, tapi Baloo sang beruang madu juga menemani perjalanan mereka di dalam hutan. Di babak pertama, adegan perkelahian di antara mereka bertiga tak terelakkan.
Babak selanjutnya, konflik semakin intens khususnya ketika Mowgli mengetahui tempat aslinya bukanlah di dalam hutan tapi sebuah desa bersama para manusia.
Tahun ini jadi hal yang berbeda karena IDCO bekerja sama dengan Jakarta Art House dan menggelar pementasan sebanyak tig kali. The Jungle Book in Ballet juga luar biasa karena perpaduan lighting yang dimainkan ketika tarian dalam tempo biasa dan berubah ke tempo cepat karena perkelahian.
Sepanjang pertunjukan, kesuksesan The Jungle Book in Ballet dijamin karena dua hal. Balerina yang menari adalah profesional. Dari koreografi yang ditarikan mereka patut diacungi empat jempol, kualitas para penarinya sudah tak diragukan lagi, ditambah oleh adaptasi ke panggung balet yang super outstanding.
| Baca Juga: Cerita Keluarga Cemara Dikemas Jadi Teater Musikal
“Sejak Februari, IDCO dan Jakarta Art House telah menyiapkan pementasan The Jungle Book Dance. Gak cuma melibatkan lebih dari 60 penari, tapi juga 100 orang kru,” jelas Creative Director IDCO, Siti Soraya, yang juga berperan sebagai Bagheer.
Pendiri IDCO, Claresta Alim turut menambahkan, melalui cerita ‘The Jungle Book’ pihaknya ingin mengajak penonton agar lebih terbuka dalam melihat berbagai adaptasi seni pertunjukan.
“Karena panggung seni tari itu masih belum seintens itu, se-hype itu, dibandingkan musikal, teater, atau konser musik. Somehow untuk tari masih kurang. Semoga dengan pertunjukan The Jungle Book in Ballet bisa mendatangkan antusiasme penonton atau publik. Tapi dari tari saja bisa dibuat semenarik mungkin,” paparnya. (*)