Sutradara Timo Tjahjanto berbagi kunci sukses dalam produksi film laga ‘The Shadow Strays’ yang sukses di 85 negara. Film tersebut bahkan sempat menduduki Top 10 Global selama enam hari berturut-turut di Netflix.
Daya tarik dari film buatannya tersebut terletak pada sisi kebrutalannya. Meski belum menyajikan adegan ekstrim, Indonesia masih bisa menawarkan adegan laga yang lain.
“Kita tidak pernah bisa bersaing dengan HollyWood dalam hal atraksi memukau, seperti lompat dari helikopter, kebut-kebutan mobil mewah atau ledakan mobil BMW. Yang bisa kita lakukan untuk menyainginya adalah dengan kebrutalan. Indonesian way adalah brutal way,” ungkapnya dalam sesi bincang di Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF), Minggu (1/12).
Menurutnya, salah satu keunggulan yang dimiliki film ‘The Shadow Strays’ adalah adegan laganya yang memiliki sisi emosional.
| Baca Juga: Werewolves dan 4 Film Luar Negeri yang Tayang di Bioskop Desember
“Silat itu menarik, seni bela diri yang brutal tapi indah. Ketika adegan perkelahiannya dibesut secara close up, ada nuansa keras, kuat, dan emosional,” jelasnya.
Tidak hanya soal koreografi silat yang membuat ‘The Shadow Strays’ menarik perhatian penonton. Timo mengatakan, beberapa pengamat dan kritikus memuji sinematiknya. Mereka bahkan menduga film tersebut menghabiskan biaya hingga puluhan juta dolar AS. Padahal itu tidak benar.
“Banyak orang berpikir, ‘Wah gila, ini film mungkin dibuat dengan anggaran 30 juta dolar AS’. Itu tidak benar. Kenyataannya hanya hampir sepersepuluhnya,” jelasnya.
Menurutnya, ada beberapa hal yang membuat film tersebut bisa dibuat dengan biaya yang relatif lebih rendah. Salah satunya dengan produksi film yang dilakukan dalam negeri. Hal tersebut dirasakannya sendiri karena dulu Timo pernah membesut film produksi Hollywood.
| Baca Juga: Lutesha Jadi Wanita Penurut di Film ‘Cinta Tak Seindah Drama Korea’
“Yah akan jauh lebih mahal (kalau diproduksi di luar negeri). Biaya sangat tinggi karena lokasi mahal, asuransi tinggi, pajak juga ada. Di Indonesia juga ada pajak, tapi sistemnya di Indonesia lebih memberi Anda kebebasan untuk berkreasi penuh,” ucapnya.
Namun selain adegan laga yang brutal, dia menegaskan hal lain yang membuat sebuah film sukses adalah naskah solid. Tanpa hal tersebut, penonton tidak akan bisa merasa dekat dengan karakter yang ada.
“Seberapa hebat pun laga yang ditampilkan dalam film, kalau Anda gagal membuat penonton peduli pada tokoh-tokohnya, film tersebut gagal merebut hati penonton. Jadi menurut saya yang paling penting, mulailah dengan naskah yang solid,” terangnya. (*)