D esainer anggota Indonesian Fashion Chamber (IFC) ikut berpartisipasi pada parade Show IFC di JF3 2024.
Tiga desainer, Gregorius Vici, AL-DRI-E by L, dan Eko Tjandra sepakat mengambil tema kerajaan Majapahit sebagai latar inspirasi karya karya mereka.
“Koleksi ini mengangkat mitologi, sejarah, dan keagungan Majapahit. Koleksi ini memadukan warisan budaya dengan keindahan kontemporer,” jelas Eko Tjandra sebelum fashion show di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (28/7/2024).
Kenapa Majapahit? Karena Majapahit adalah salah satu kerajaan nusantara yang besar.
“Setiap rancangan mencerminkan sudut pandang unik dari masing-masing desainer, menghadirkan interpretasi yang mempesona dari era yang penuh kemegahan tersebut,” kata Gregorius Vici menambahkan.
|Baca Juga: Lewat Koleksi ’Eclectic Artistry’ Danny Satriadi Angkat Budaya Kalimantan Tengah di Panggung JF3
Aldri Indrayana – AL•DRI•E by L
Aldri Indrayana menampilkan koleksi yang terinspirasi dari mitos dan sejarah Majapahit. Khususnya makhluk mitologis seperti Kalamakara, kambing, kera, dan kuda.
Koleksi yang dipersiapkan hampir 3 bulan ini memadukan busana wanita, pria, dan unisex.
Dengan fokus pada pengeksplorasian tekstur yang kontras, siluet yang merupakan perpaduan antara kebesaran dan ketaatan.
Tak hanya itu juga serta penggunaan warna biru, kombinasi hitam-putih-biru, dan hitam.
“Aku menghadirkan sosok-sosok imajiner yang menakutkan tersebut menjadi lucu dan menarik. Tujuannya untuk memperkenalkan kembali mitos dan sejarah Majapahit dalam konteks yang lebih modern dan menarik,” terang Aldri Indrayana.
Eko Tjandra – The Bitter of Maja
Dikenal dengan koleksi rancangan gaun malam yang glamor dan elegan dengan beraksen wastra Indonesia, koleksi Eko Tjandra kali ini terinspirasi dari arsitektur kerajaan Majapahit.
“Karyaku kali ini mempresentasikan keindahan dan kemegahan warisan budaya Majapahit dengan sentuhan modern yang khas,” jelas Eko Tjandra.
|Baca Juga: Koleksi Desainer Muda Prancis Armine Ohanyan Jadi Pembuka JF3 2024 di Jakarta
Gregorius Vici – Masa Keemasan Wanita
Terinspirasi oleh kebudayaan Indonesia pada era Sriwijaya dan Majapahit.
Koleksinya kali ini menampilkan kelembutan dan keanggunan wanita Indonesia melalui penggunaan kain tradisional.
“Saya menggabungkan wastra nusantara seperti batik tulis, batik cap dengan kain tenun, katun, satin, tulle, satin duchesse, dan velvet,” ungkap Gregorius Vici.
Busana yang ditampilkan kali ini hadir dalam dress model lilitan, kemben, kebaya, dan batik, serta perhiasan keemasan, menjadi representasi identitas wanita Indonesia pada masa itu.
Tema “Presentasi Masa Keemasan Wanita” bertujuan untuk menghargai warisan budaya Indonesia dan menginspirasi wanita Indonesia saat ini. (Agnes)