Tugas anggota kepolisian adalah melayani dan melindungi masyarakat. Dan apa yang dilakukan Brigadir Rochmat Tri Marwoto bisa jadi teladan bagi masyarakat.
Meski pangkatnya masih terbilang biasa saja namun tidak menghalanginya untuk mengasuh dan menyekolahkan 64 anak yang kurang beruntung.
Baca juga: Nenek Berusia 117 Tahun Asal Kulon Progo
Karena terlahir dari keluarga yang sederhana, ia baru bisa kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum di Jakarta pada 2002 setelah jadi anggota Brimob.
”Kalau nggak jadi polisi saya nggak akan bakal kuliah, karena biayanya cukup besar. Dari situ muncul niat suatu hari nanti saya ingin bantu mereka yang ingin sekolah atau kuliah tapi kesulitan biaya,” terang Rochmat saat ditemui Nyata di tempat dinasnya di Datasemen C Satbrimob Polda Jatim Jalan Yos Sudarso, Madiun, Jawa Timur, Kamis (23/11) lalu.
Bersama sang istri sampai Madiun
Tidak hanya itu, kehidupan kerasnya di Jakarta akhirnya juga mempertemukan Rochmat dengan sang istri, Helmiyah. Mereka menikah pada 2002. Jatuh bangunnya hidup di Jakarta sempat dia rasakan. Dia juga sempat jadi tukang ojek di sela-sela tugasnya sebagai anggota Brimob. Selang dua tahun, Rochmat pindah tugas ke tanah kelahirannya, Madiun.
Rupanya, sejak pidah tugas ke Madiun, dibantu istrinya Rochmat merintis jualan handphone bekas. ”Tahun 2007 balik Madiun, ekonomi disini kan beda sama di Jakarta. Saya juga punya kerja sampingan jual handphone bekas,” terangnya.
Hingga suatu hari, Rochmat yang bepergian ke Pacitan, Jawa Timur, dan diberitahu teman lamanya tentang seorang anak dari keluarga miskin yang ingin sekolah tapi terbentur biaya. Mendengar itu hati Rochmat tergerak untuk membantu.
Baca juga: Yuliati Umrah, Dirikan Yayasan Anak Kaum Marjinal Berprestasi
”Saya datang ke rumahnya untuk minta izin pada neneknya karena orangtuanya tak ada di tempat itu. Setelah dapat izin dari neneknya, dia saya ajak ke Madiun untuk saya sekolahkan,” jelas suami dari Helmiyah ini.
Selang tiga bulan, Rochmat kembali mendapatkan beberapa anak asuh lagi. Semuanya diajak tinggal di rumahnya. ”Total hingga kini ada 64 anak, termasuk yang sudah tidak tinggal lagi bersama karena bekerja maupun menikah. Jadi sekarang tinggal17 anak, 11 anak perempauan dan 6 anak laki-laki,” terang Rochmat.
Harapan dan bantuan tak terduga
Rochmat baru bisa mewujudkan cita-citanya di Madiun. ”Jujur, saya bisa melakukannya itu bukan dari gaji sebagai polisi. Tapi dari hasil usaha jualan handphone bekas,” terang Rochmat. Dan hasilnya cukup lumayan. Dari situ cita-cita Rochmat bisa terwujud.
”Saya juga tidak menyangka bisa melakukan ini, modal saya cuma yakin saja sama Tuhan,” ucapnya. Tapi pernah suatu hari Rochmat galau karena kekurangan dana untuk membiayai sekolah anak-anak asuhnya. Namun tiba-tiba ada seorang teman yang minta nomor rekeningnya. ”Saya cek, Alhamdulillah jumlahnya lebih buat ngelunasin uang sekolahnya anak-anak,” ucapnya.
Rochmat bekerja keras agar anak asuhnya menjadi kuta dan terus mendukungnya untuk bisa sukses. ”Saya mengajarkan ke mereka berimajinasi, apa hal buruk yang mereka lakukan dan apa hal baik yang mereka inginkan. Kemudian saya tanamkan bahwa mereka harus yakin dengan apa yang dicita-citakan,” jelasnya.*dew/dro/fel
Selain Brigadir Rochmat sekolahkan anak-anak tak mampu, baca juga info-info terbaru selebriti Indonesia lainnya di Tabloid Nyata edisi 2421 terbit tanggal 25 November 2017.