Cukup lama nama Peggy Melati Sukma menghilang di dunia hiburan. Ia telah memutuskan untuk hijrah dengan pergi berdakwah. Sebanyak 20 negara lebih ia kunjungi dalam tiga tahun terakhir. Korea, Palestina, Afrika, dan Amerika Serikat adalah negara yang sudah disambangi Peggy demi meluluskan misi-misi kemanusiaannya tersebut. Namun siang itu Rabu (3/5), Peggy kembali menyapa publik untuk rilis tiga buku barunya. Hebatnya, ia selesai menulis dalam tempo waktu sebulan.

Naskah totalnya pun mencapai 1200 halaman. Tentu, prosesnya tidak mudah. Saat di Palestina, Peggy dihadapkan dengan keterbatasan listrik, dan dentuman bom. Peggy mengaku tak menyangka bisa menulis tiga buku sekaligus dalam waktu singkat. ”Saya merasa bersyukur yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Saya sama sekali tidak tahu bagaimana. Allah yang mengijinkan ini semua terjadi,” katanya. Ketiga buku yang ditulis selama Maret 2017 ini memang menceritakan pengalaman berdakwah Peggy di luar negeri. Buku berjudul Kun Fa-yakun! Menembus Palestina bercerita mengenai pengabdian Peggy saat di Palestina.

https://www.instagram.com/p/BRhqJsYA7tD/?tagged=peggymelatisukma

Adapun Kuketuk Langit dari Kota Judi : Menjelajah Amerika adalah kumpulan cerita harian Peggy saat berdakwah di Amerika Serikat. Dan, buku berjudul Ya Rabbana, Aku Ingin Pulang terinspirasi dari perjalanannya hijrah di tanah suci Mekkah. Putri dari Raden Ating Sukma dan Aty Latieva Attamimi ini juga terbiasa membaca beberapa buku sekaligus. Kebiasaan yang berguna, saat ia memutuskan untuk menjadi seorang penulis. ”Membaca itu memang amat sangat membantu dalam menulis. Jadi, saya prosesnya bukan dadakan karena saya pembaca. Sehingga, ketika saya menulis, seperti mengeluarkan kembali apa yang saya baca,” ujarnya.

Diisukan Menikah dan Punya Anak, Ini Jawaban Peggy Melati SukmaLama tak terlihat batang hidungnya. Gara-gara foto yang diunggah, Peggy Melati Sukma … [Read More]

Agar penulisannya semakin maksimal, ia memulai dengan merekam idenya di alat recorder. ”Saya biasanya memulai menulis dengan merekam suara saya. Saya sudah mikirin buku saya akan seperti apa. Lalu, saya rekam suara saya. Baru saya tulis. Hasil rekaman tersebut akhirnya ditranskrip seperti apa yang saya omongin,” ungkap Peggy. Lantas, apa kepuasan Peggy dalam menulis buku-buku tersebut? ”Saya berproses justru untuk menghilangkan ke-aku-an. Saya tidak berputar dalam kepuasan itu lagi. Nggak berani membanggakan apapun. Makin menulis, membaca, makin terasa betapa bodohnya diri ini,” kata Peggy. *bay/feb/fel

Saat menjalani kegiatan berdakwah, Peggy Melati Sukma mendapatkan nama panggilan
baru, apa sih? Baca kisah Peggy Melati Sukma menulis buku-bukunya di Tabloid Nyata edisi 2392 terbit tanggal 6 Mei 2017

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here