Halimah Yacob, Presiden Perempuan Pertama Singapura

Presiden Singapura
Foto: Net

Masyarakat Singapura resmi memiliki presiden baru. Tidak tanggung-tanggung, presiden baru mereka adalah perempuan. Sebuah sejarah baru yang terukir di Singapura. Halimah Yacob (63) dilantik menjadi presiden Singapura di State Room di Istana, Kamis (14/9) lalu.

”Saya Halimah Yacob, yang telah terpilih sebagai Presiden Republik Singapura, dengan sungguh-sungguh bersumpah bahwa saya akan menjalankan tugas sebaik- baiknya,” demikian cuplikan sumpah Halimah ketika dilantik menjadi Presiden ke-8 Singapura.

Dalam sumpahnya, Halimah berjanji bahwa tugas utamanya adalah mempersatukan warga. ”Saya meminta kepada semua warga Singapura untuk bersama-sama dalam tugas ini. Hari ini saya bersumpah sebagai Presiden dan berjanji melayani Anda semua tanpa memandang ras, bahasa dan agama,” tegasnya.

Masa kecil

Halimah kecil memang melewati hidup yang keras. Dia terlahir bungsu dari lima bersaudara dari ayah seorang India dan ibu berdarah Melayu. Ketika berumur delapan tahun, ayah Halimah meninggal dunia. Menjadi anak yatim, Halimah dan empat kakak lelakinya membantu ibunya mencari nafkah, berjualan nasi padang.

”Jam lima pagi saya harus bangun, pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan untuk ibu berjualan,”  katanya.

Halimah menjadi satu-satunya anggota keluarga yang berhasil menempuh pendidikan hingga universitas. Halimah menamatkan sekolah menengahnya di Singapore Chinese Girls’ School dan Tanjong Katong Girls’s School, sebelum akhirnya melanjutkan ke National University of Singapore.

”Saya bekerja paruh waktu sebagai penjaga perpustakaan untuk menutupi sisa biaya hidup,” kenang wanita kelahiran 23 Agustus 1954 itu.

Dia menyelesaikan kuliahnya dengan gelar sarjana hukum pada 1978. Pada 2001 di menyelesaikan masternya di universitas yang sama. Lagi-lagi di universitas yang sama Halimah lulus program Doktoralnya pada 7 Juli 2016.

Baca juga: Majukan Industri Penerbangan Tanah Air dan Dikenal Seluruh Dunia

Lulus

Setelah lulus dan mendapatkan gelar sarjana hukum pada 1978, Halimah bergabung dengan NTUC (National Trades Union Congress) sebagai petugas hukum.

Dia pun menjadi direktur pada 1992. Kemudian Halimah terpilih sebagai direktur Singapore Institute of Labour Studies atau yang dikenal dengan Ong Teng Cheong Institute of Labour Studies pada 1999.

Sepanjang karirnya di bidang hukum putri pasangan Yacob dan Maimun Abdullah juga memecahkan rekor. Yaitu menjadi orang Singapura pertama di badan peng atur Organisasi Perburuhan Internasional dari tahun 1999 sampai 2011.

Baca juga: Nenek Berusia 117 Tahun Asal Kulon Progo

Politik

Halimah masuk politik pada 2001 dan semua itu tidak lepas dari prestasinya sebagai asisten sekretaris jenderal di NTUC periode 1999-2007 kemudian menjadi wakil sekretaris jenderal sampai tahun 2011.

Pada 2015 Halimah masuk ke Komite Eksekutif Pusat, badan pengambilan keputusan partai tertinggi. Tapi pada 2017 dia mundur demi memfokuskan diri untuk mengikuti seleksi pemilihan presiden tahun 2017.

Halimah pun membuat kampanye dengan meluncurkan situs resmi yang menampilkan kehidupan dan karirnya. Slogan kampanyenya, ”Do Good Do Together (Lakukan hal baik, lakukan bersama). *bbs/dew/ade/fel

Selain kisah Presiden Singapura yang baru, baca juga info-info terbaru selebriti Indonesia lainnya di Tabloid Nyata edisi 2411 terbit tanggal 16 September 2017.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here