Tahun baru umumnya dirayakan dengan kegembiraan. Namun bagi Alda Fitria Anjani tidak demikian. Pelajar kelas dua SMP di Pekanbaru, Riau itu sangat berduka. Ia mendadak menjadi yatim piatu lantaran ayah, ibu dan adik tewas pada Rabu (1/1) lalu.
Ayah dan ibu, Anton Sujarwo (42) dan Afriani (40) serta adik kandungnya, Aditio Aprilio Anjani (10) tewas ditabrak mobil minibus yang dikemudikan pria dalam pengaruh narkoba.
Afriani dan Aditio tewas seketika di lokasi kejadian di Jalan Hangtuah, Pekanbaru, Rabu (1/1) pukul 06.30 WIB. Sementara Anton meninggal di rumah sakit.
”Cucu saya masih syok, hari ini (Senin, 6/1) belum masuk sekolah. Biarlah dia tenang dulu. Dia bener-benar terguncang,” ungkap Rafni Rifai, kakek Alda saat dihubungi Nyata pada Senin (6/1).
| Baca Juga: Demi Rekor Guinness, Wanita 55 Tahun ini Lari 42 Km Tiap Hari dalam Setahun
Rafni yang biasa disapa Poni berharap dalam beberapa hari ke depan, cucunya sudah lebih baik. Apalagi setelah bertemu teman-temannya.
”Mungkin kalau sudah masuk sekolah, keadaan cucu saya makin baik. Dia kehilangan orangtua dan adik. Sekuat apapun kita memberi dukungan, dia pasti goyah. Apalagi masih anak-anak,” lanjut Poni.
Kumpul keluarga
Sebelum kecelakaan, Poni menceritakan keluarga besarnya berkumpul di rumah Yusniati di Perum Citra Garuda Mas, Pekanbaru. Yusniati adalah kakak dari Afriantai, ibunda Afriani.
”Ada sekitar 15 sampai 16 orang berkumpul, termasuk Anton dan keluarga. Jadi rumah memang lebih ramai dari biasanya,” kata pria yang merupakan paman Afriani itu.
Usai makan malam, mereka ngobrol. Bercerita tentang pengalaman masing-masing. ”Kami yang tua-tua mendengarkan cerita keponakan dan cucu-cucu. Mereka terlihat akrab, terlihat senang,” kata Poni lagi.
| Baca Juga: Wang Xing, Aktor Tiongkok jadi Korban Perdagangan Manusia
Namun Anton dan Afriani lebih banyak diam. ”Biasanya mereka banyak cerita, suka bercanda, tapi malam itu banyak diam. Mereka juga duduk agak menjauh, nggak biasanya begitu. Aditio juga gitu, nggak rewel, padahal biasanya suka minta jajan,” kenang Poni.
Antoana hanya menyampaikan jika esok hari, ia bersama Afriani dan Aditio akan berkunjung ke rumah ibunnya di Kecamatan Liki, Indragiri Hulu, Riau. Agar lebih cepat, mereka memutuksan naik motor. Alda tidak ikut, karena punya rencana sendiri.
Pulang Kampung
Ia bersama dua sepupunya berencana pulang kampung ke Lintau, Sumatera Barat, naik travel. Mereka berangkat dari Pekanbaru pukul 02.00WIB. Sengaja berangkat dini hari untuk menghindari macet di jalan lintas Sumbar-Riau.
”Orangtua Alda tidak keberatan. Afriani cuma menasihatkan agar hati-hati dan jaga kesehatan. Jangan merepotkan orang di kampung,” kata Poni mengutip perkataan keponakannya.
Dan itulah pertemuan terakhir Rafni Rifai dengan Anton, Afriani serta Aditio. Tidak ada firasat apapun. ”Mereka hanya pesan, saya dan istri menjaga kesehatan,” kata Poni.
| Baca Juga: Dikira Mandul, Wanita Ini Melahirkan 4 Jam Setelah Dinyatakan Hamil
Hingga akhirnya pagi hari, Poni menerima telepon dari seseorang menggunakan telepon Afriani mengabarkan kecelakaan. ”Saya bilang sama keluarga, nggak mungkin. Hati-hati, banyak penipuan,” lanjut pria 55 tahun itu.
Selang beberapa menit, giliran Yusniati yang menerima telepon. Di monitor muncul nama Afriani. Ia pun mulai khawatir, jangan-jangan sesuatu terjadi pada keponakannya. Pesan yang sama diterima, kali ini si penelpon meminta ada keluarga yang datang ke lokasi di jalan Hangtuah.
Tanggung Jawab Baru
Poni mengajak dua anaknya, Rahmi dan Rizky ke lokasi. Sementara keluarga lain di rumah. Poni membawa telepon kakaknya. Dalam perjalanan, telepon berdering dan si penelepon mengabarkan korban sudah dibawa ke rumah sakit.
Poni meminta kedua anaknya ke lokasi, sementara ia ke rumah sakit. ”Ternyata saya diarahkan ke ruang jenazah. Saya menangis, nggak kebayang Alda jadi yatim piatu,” tuturnya. ”Rasanya seperti mimpi, semalam masih ngobrol, paginya saya kehilangan tiga orang sekaligus,” lanjutnya.
| Baca Juga: Nazmin Rasheed, Bocah 10 Tahun yang Dapat Julukan ‘Little Van Gogh’
Keluarga segera mengabarkan musibah itu ke Alda dan remaja itau diminta segera kembali ke Pekanbaru. Beruntung Alda masih bisa melihat wajah ayah, ibu dan adiknya untuk terakhir kali.
Poni berjanji mengasuh Alda hingga dewasa. Ia sendiri sudah lama mengelola panti asuhan dan memiliki 32 anak yatim.
”Selama ini saya mengasuh anak orang, saya peduli pada anak yatim. Sekarang Allah kasih saya tambahan satu lagi dan itu cucu saya sendiri. Alda akan jadi tanggung jawab saya,” ucap Rafni. (*)