Jamur, tumbuhan sporadis ini tidak lagi kamu temukan dalam pizza atau sup saja. Kini kamu bisa menjumpainya di barang-barang fashion, kopi pagi mu, bahkan daging! Inovasi terbaru untuk hidup yang berkelanjutan memaksa kita terus memutar otak, bagaimana caranya suatu bahan bisa dimanfaatkan tanpa bersisa.
Adalah miselium (mycelium), bagian dari jamur yang tersusun atas hifa (hyphae) dan membentuk jaringan bervariasi sesuai dengan fungsinya. Sumber lain mengatakan jika jamur sudah menempel pada media tanam seperti serbuk gergaji atau ampas kopi, jaringan miselium akan menyebar untuk membentuk struktur busa yang padat.
Jaringan struktur yang membentuk busa inilah, yang mulai dilirik brand kenamaan sebagai bahan baku produk mereka. Perusahaan Bolt Threads adalah salah satu pemasok bahan dari miselium jamur yang dibutuhkan oleh brand-brand tersebut. Inovasi mutakhir ini diberi nama Mylo.
| Baca juga: Pakai Lagu Berisi Hadis di Fashion Show Lingerie, Rihanna Menyesal
Dalam wawancaranya bersama Bloomberg, Dan Widmaier, CEO Bolt Threads, mengatakan jamur adalah material yang menarik untuk digunakan sebagai inovasi pengganti kulit hewan. Karena industri fashion membutuhkan kombinasi bahan baku dengan serat yang panjang dan sangat halus. Sementara miselium, adalah organisme yang luar biasa memegang peran penting dalam peradaban. Dibutuhkan fleksibilitas dan teknologi yang canggih untuk mengolahnya.
Bagi perusahaan yang telah bergerak sejak tahun 2009 ini, inovasi dengan miselium jamur adalah material yang tepat bagi hidup yang berkelanjutan. Dampaknya bagi bumi juga baik, Bolt Threads tidak hanya membuat produk untuk meningkatkan pengalaman hidup manusia saja, tapi juga lingkungan. Hingga akhirnya pada tahun 2020, brand fashion kenamaan sepeti Adidas, Lululemon, Kering dan Stella McCartney menyepakati kerja sama dengan Bolt sebagai terobosan baru dalam menindak lanjuti kampanye peduli lingkungan.
Seperti diketahui, industri fashion adalah salah satu penyumbang sampah terbesar di dunia, melalui tren fast fashion-nya. Setiap tahunnya, satu brand saja bisa membakar 19 ton pakaian yang tidak laku terjual. Baru-baru ini protes keras dilakukan pemuda pecinta lingkungan. Mereka menyabotase pagelaran busana yang dilakukan oleh brand Louis Vuitton, di Paris. Dalam aksi tersebut, mereka ikut berjalan bersama model catwalk sambil membawa spanduk bertuliskan Overconsumption = Extinction (Konsumtif berlebih = kepunahan). (*)
