Tren penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) kian meningkat di masyarakat. Pemanfaatan AI telah merambah ke industri fashion.
Teknologi AI dapat menganalisis data dalam jumlah besar untuk mengidentifikasi tren, memprediksi preferensi konsumen, dan menghasilkan desain. Selain itu, AI juga membantu seorang desainer dalam mencari ide atau mendesain dengan waktu cepat.
Hal itu juga yang dirasakan oleh Desainer Indonesia Fashion Chamber, Dibya Hody. Pria yang sudah puluhan tahun menekuni dunia fashion itu sangat terbantu dengan adanya AI.
| Baca Juga: Intip Busana Karya Mahasiswa Surabaya di Panggung SFP 2024
”Saya pun mencari inspirasi sekarang dengan AI. Saat saya bikin collection biasanya bikin 30 sampai 40 gambar. Belum lagi untuk mendapatkan ide itu butuh waktu. Mungkin bisa seminggu atau dua minggu. Tapi dengan AI, dalam waktu hitungan menit itu sudah jadi. Kita tinggal merapikan koleksi yang secara style itu cocok dengan DNA kita sebagai desainer kita masing-masing,” kata Dibya Hody kepada Nyata di Tunjungan Plaza Surabaya, Kamis (22/8) lalu.
Meski banyak pihak yang menganggap kehadiran AI bisa mengancam peran manusia, namun Dibya tidak setuju dengan pendapat tersebut.
”Tidak menganggap AI itu sebagai saingan kita, tapi membantu kita dalam menyelesaikan tugas yang tadinya itu butuh waktu lama jadi lebih cepat. kebetulan saya sebagai pengajar itu mulai mengajarkan ke teman-teman mahasiswa mulai menggunakan AI itu untuk mempercepat kerjanya. Dalam mencari ide, mencari inspirasi itu,” ujar pemilik nama lengkap Dibya Adipranata Hody itu.
| Baca Juga: Didiet Maulana Ajak Kenal Lebih Jauh Tentang Kebaya
”Dibandingkan zaman saya dulu kalau mau bikin ide busana harus beli majalah diguntingin yang cocok. Jadi moodboard. Sampai dimarahin mama karena majalahnya bolong. Jadi agak berbeda ya jaman kita dengan jaman yang sekarang sangat cepat ini,” imbuh dosen Universitas Kristen Petra Jurusan Desain Komunikasi Visual itu.
Menurut Dibya, selain dari sisi kreasi atau desain, perkembangan teknologi juga berdampak dalam produksi kain. ”Sekarang juga termasuk teknologi dari fabric sendiri. Banyak secara serat yang jaman awal dulu nggak ada. Ya sekarang kita bisa membuat serat yang alam tapi buatan,” tuturnya. (*)