Selebgram Meninggal Usai Sedot Lemak, Ada Dugaan Malpraktik

Ella Nanda Sari Hasibuan, selebgram Medan meninggal diduga akibat sedot lemak. Foto : Instagram/Foto profil ellanzr ellanzr
Ella Nanda Sari Hasibuan, selebgram Medan meninggal diduga akibat sedot lemak. Foto : Instagram/Foto profil ellanzr ellanzr

Nasib pilu dialami wanita asal Medan berinisial Ella Nanda Sari Hasibuan (30). Selebgram Medan itu tewas diduga akibat operasi sedot lemak yang dijalani di salah satu klinik kecantikan di Depok.

Kabar tentang kematian Ella Nanda viral di media sosial setelah akun Instagram @temanpolisi mengunggah informasi perihal kematiannya. Dalam unggahan tersebut, korban dinarasikan meninggal dunia pasca-operasi sedot lemak pada Senin (22/7/2024) lalu.

Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana mengatakan pihaknya baru mengetahui peristiwa tersebut setelah viral di media sosial. Dia menyebut telah melakukan pendalaman.

Untuk mencari penyebab kematian ENS, polisi telah memeriksa dua saksi. Pertama, dokter yang melakukan tindakan medis terhadap korban. Saksi ke dua adalah suami dari pemilik klinik kecantikan tersebut.

| Baca Juga : Pesilat Pengeroyok Polisi di Jember Jadi Tersangka dan PSHT Dibekukan

“Sampai saat ini sudah ada dua orang saksi yang kita periksa, interogasi yang kita peroleh keterangan bahwa memang ada kejadiannya,” ungkap Arya.

Arya menyebut tindakan sedot lemak terhadap korban itu dilakukan oleh dokter berinisial A serta dua orang perawat berinisial K dan T.

Berdasarkan keterangan dokter, jelas Arya, saat itu korban ingin melakukan operasi sedot lemak di lengan kanan dan kiri. Operasi disebut berhasil dilakukan di salah satu lengan korban.

Namun saat operasi berlanjut ke lengan kiri, hal yang tidak diinginkan terjadi. Pembuluh darah korban tiba-tiba pecah.

Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

| Baca Juga : Mantan Pembawa Acara Mencuri Rp.2,5 M dari Ibunya yang Demensia

“Yang satu lengan berhasil. Yang satu lengan lain begitu diambil (sedot lemak) ternyata ada masalah di situ. Pembuluh darahnya pecah sehingga mengakibatkan korban harus dirawat intensif dan meninggal dunia pada akhirnya,” kata Arya kepada wartawan, Minggu (28/7).

Meski keluarga korban belum membuat laporan ke pihak berwajib. Namun, kata Arya,  proses penyelidikan tetap akan dilakukan.

“Saya tegaskan, bahwa ini bukan delik aduan, jadi ini tindak pidana murni yang kalau siapa pun mengetahui bisa melaporkan, sekalipun keluarga tidak melaporkan, atau misalnya keluarga tidak menuntut, tetap ini bisa dilakukan penyidikannya, kalau memang terbukti ada malpraktik di situ atau ada tindak pidana di situ, kita akan tindak,” kata Arya.

Arya mengatakan, pihaknya masih mendalami apakah pecah pembuluh darah tersebut menjadi penyebab kematian korban atau bukan.

| Baca Juga : Ronald Tannur Anak Eks DPR RI Divonis Bebas, Ini Pertimbangan Hakim

“Ini masih didalami, kalau kelalaian kita masih dalami, kan prosedurnya ada. Jadi yang kita lakukan nanti adalah melakukan pengecekan, pertama perizinannya, kedua kapabilitas dokter nya bagaimana. Jadi dokternya ini punya sertifikasi itu, apakah dia memang bidang nya khusus di bidang itu, nanti itu akan kita dalami dan akan kita periksa secara resmi,” kata dia.

Korban telah dibawa pihak keluarga dan dimakamkan di kampung halaman. Meski demikian, polisi membuka peluang akan melakukan proses ekshumasi (bongkar makam).

“Ya nanti kita lihat ke depannya. Kemungkinan demikian (bakal diekshumasi). Kalau kasusnya berlanjut pasti kita akan melakukan autopsi, wajib itu. Karena kan orang meninggal dunia karena apa, itu harus kita ketahui penyebabnya. Iu yang menjadi dasar dalam penyidikan kita,” kata Arya. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here