5 Kuliner ini Hasil Akulturasi Budaya Indonesia-Tiongkok

0
Bakso, salah satu kuliner nusantara hasil perpaduan budaya Indonesia dan Tiongkok. Foto : Istimewa
Bakso, salah satu kuliner nusantara hasil perpaduan budaya Indonesia dan Tiongkok. Foto : Istimewa

Indonesia dikenal punya keberagaman kuliner. Setiap makanan Nusantara bahkan ada yang menjadi identitas bangsa. Di sisi lain, ada beberapa kuliner yang merupakan hasil akulturasi budaya Indonesia dan Tiongkok.

Merujuk pada penelitian Poston dan Wong, The Chinese diaspora: The current distribution of the overseas Chinese (2016), faktor utama kuatnya pengaruh kuliner China pada masakan nusantara karena besarnya pendatang dari Tiongkok ke Indonesia.

Alhasil, menciptakan jenis makanan hasil perpaduan dua budaya negara yang berbeda.

Lantas, apa saja kuliner hasil akulturasi Indonesia dan Tiongkok?

| Baca Juga : Kim Hin Kiong, Klenteng Tertua di Jawa dan Legendaris Gresik

1. Mie ayam

Foto: Getty Images/iStockphoto/Faiz Dila
Foto: Getty Images/iStockphoto/Faiz Dila

Mie ayam pada awalnya adalah bakmi, hidangan mie tradisional berasal dari Tiongkok Selatan, tepatnya di daerah Guandong dan Fujian.

Secara harfiah, bakmi berarti mi babi, namun setelah masuk ke Indonesia sajiannya berubah dengan menggunakan daging ayam agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas.

2. Bakso

Foto : DOK. SAJIAN SEDAP
Foto : DOK. SAJIAN SEDAP

Masuknya bakso bermula saat Meng Bo berinisiatif menumbuk daging, lalu membentuknya menjadi bulatan agar ibundanya dapat memakan daging dengan mudah.

Bakso sendiri berasal dari kata “bak” yang berarti daging, dan “so” adalah makanan. Namun, adanya akulturasi mengakibatkan bakso mengalami penyesuaian, yakni terbuat dari daging sapi.

| Baca Juga : Ide Parcel Unik Imlek dengan Berbagai Bentuk dan Ukuran

3. Bakpia

Foto : Getty Images
Foto : Getty Images

Bakpia berasal dari dialek Hokkian, Tou Luk Pia, yang berarti kue atau roti berisi daging. Sejak pertama kali dibawa ke Yogyakarta, bakpia dibuat dengan isian daging dan minyak babi. Lantas dimodifikasi dan disesuaikan dengan lidah masyarakat Yogyakarta.

Sehingga lahirlah bakpia menggunakan isian kacang hijau tanpa minyak babi, hingga seperti sekarang dengan berbagai macam varian isian.

4. Bakwan

Foto : Dok Sajian sedap
Foto : Dok Sajian sedap

Bakwan juga salah satu makanan khas Indonesia hasil akulturasi budaya Tiongkok. Konon, kata “bakwan” berasal dari salah satu sub bahasa Tiongkok, yaitu “bak” yang berarti daging, dan “wan” adalah bola.

| Baca Juga : Simple Tapi Mewah, Ide Dekorasi Rumah untuk Perayaan Imlek

Jika di Tiongkok dikenal sebagai bola daging, di Indonesia bakwan mengalami penyesuaian. Karena daging harganya relatif mahal, sehingga digantikan dengan sayur.

Oleh karena itu, lahirlah bakwan yang kita kenal sekarang ini, yakni campuran sayuran dan tepung yang digoreng. Bakwan sering juga disebut sebagai “bala-bala” oleh masyarakat Jawa Barat.

5. Lumpia

Foto ; pixabay/ganesh2013
Foto ; pixabay/ganesh2013

Lumpia diketahui kali pertama muncul di Semarang pada abad ke-19. Kemunculan lumpia dari pendatang asal Fujian yang bernama Tjoa Thay Joe yang menjajakan penganan dengan isian rebung dan daging babi.

Di sana, ia bertemu dengan perempuan Jawa bernama Mbak Wasih yang juga menjajakan penganan serupa dengan dagangannya. Hanya saja, penganan yang dijajakan Mbak Wasih ini punya isian udang dan kentang sehingga cita rasanya lebih manis.

Setelah beberapa waktu, keduanya justru menikah dan menggabungkan kedua dagangannya. Pada akhirnya, isian lumpia berubah menjadi udang atau ayam yang dikombinasikan dengan rebung. Isian ini kemudian dilapisi dengan kulit lumpia asal Tiongkok. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here