Masyarakat seluruh dunia kembali dihebohkan dengan wabah penyakit monkeypox atau cacar monyet.
Pada dasarnya, monkeypox termasuk penyakit zoonosis. Artinya, virus bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Lalu bisa berlanjut menular ke sesama manusia.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah mengumumkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global pada 15 Agustus lalu. Menyusul kabar meninggalnya 384 orang di Kongo karena penyakit tersebut terhitung sejak 2022 hingga Mei 2024.
Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan melaporkan ada 88 kasus monkeypox di Indonesia. Selama tahun 2024 tercatat ada penderita baru sebanyak 14 orang.
| Baca Juga : Kenali Gejala Cacar Monyet yang Kini Jadi Ancaman Dunia
Saat seseorang terinfeksi monkeypox, gejala yang paling terlihat adalah munculnya ruam di kulit berisi cairan. Mirip dengan cacar air.
Namun, ada perbedaan jenis virus antara dua penyakit tersebut meski sama-sama disebut cacar. Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox. Sedangkan cacar air karena infeksi varicella-zoster.
Gejalanya hampir sama meliputi pusing, demam, nyeri otot, hingga lemas. Penderita cacar monyet biasanya merasakan gejala 6-16 hari setelah terpapar virus. Tidak jauh berbeda dari cacar air yang ruam akan muncul sekitar 10-21 hari.
Perlu diperhatikan bahwa gejala cacar monyet bisa bersifat lebih klinis terlebih pada mereka yang punya penyakit kronis berhubungan dengan kekebalan tubuh. Sehingga bisa memerlukan bantuan medis jika gejala dirasa terlalu parah.
| Baca Juga : Dokter Lula Kamal Bongkar Penyebab Puluhan Anak Cuci Darah
Ada satu hal utama yang membedakan dengan cacar air, yakni pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan pada penderita cacar monyet.
Selain itu, ruam pada cacar monyet awalnya hanya berisi cairan, bisa berubah menjadi nanah, hingga akhirnya menjadi koreng.
Penularan dua penyakit itu paling cepat terjadi lewat kontak fisik. Apalagi jika bersentuhan atau terkontaminasi langsung dengan cairan ruam.
Untuk menghindari terinfeksi cacar monyet, pastikan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan benda sekitar, hindari kontak dengan penderita, serta makan makanan yang bergizi demi menjaga imun.(*)