Tak hanya berkiprah sebagai anggota band, Pongki Barata juga terus menunjukan eksistensinya di dunia musik sebagai solois. Yang terbaru, Pongki merilis album bertajuk ‘Love Songs’.
‘Love Songs’ menyuguhkan 10 lagu cinta yang tidak asing di telinga para penikmat musik. Dari 10 lagu tersebut, tujuh di antaranya dibawakan langsung oleh Pongki Barata, termasuk yang hits seperti ‘Saat Kau Tak di Sini’, ‘Aku Bukan Pilihan’, ‘Aku Lelakimu’, ‘Aku Milikmu Malam Ini’, ‘Seindah Biasa’, ‘Seperti yang Kau Minta’, dan ‘Tak Pernah Menyesal’.
Lagu-lagu tersebut memang sempat hits saat Pongki masih bergabung dengan band Jikustik. Selain itu, album ini juga menampilkan kolaborasi dengan artis tamu.
Rio Febrian menyanyikan kembali ‘Seribu Tahun Lamanya’, Ka:Kei dengan ‘Tak Ada yang Abadi’, dan Jemari Band membawakan ‘Maaf’. Ketiga lagu itu sebelumnya telah dipopulerkan oleh sejumlah artis terkenal, seperti Chrisye, Iwan Fals, Anang, Virzha, dan Siti Nurhaliza, namun kini diaransemen ulang dengan sentuhan modern oleh Pongki.
| Baca Juga: Dwi Riana dan Orkes Garasi Rilis Lagu Spesial Rayakan HUT RI
“Saya ingin memberikan napas baru pada lagu-lagu ini. Dengan pendekatan ini, saya berharap pendengar bisa menemukan kembali keindahan lagu-lagu ini dalam kemasan yang lebih modern,” ungkap Pongki saat ditemui di KFC Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (22/8) lalu.
Album ‘Love Songs’ dirilis berkat kolaborasi antara Pongki Barata dengan Hadir Entertainment dan GMI Records. Kerja sama itu menjadi wujud komitmen untuk menghadirkan musik berkualitas tinggi yang bisa dinikmati oleh seluruh pecinta musik di Indonesia.
Pongki mengakui bahwa pengalamannya selama berada di Bali sangat membantu dalam menciptakan lagu-lagu yang ada di album ini.
“Untungnya, saya pernah nyetok lagu selama di Bali, jadi 7 lagu ini saya kasih. Sisanya, saya minta Hadir yang memikirkan,” ucap Pongki.
| Baca Juga: Tiga Putra Ferdy Tahier Rilis Single Bareng Band Om Om
Dalam proses produksinya, Pongki mengajak Tommy Widodo sebagai co-produser dan Aldy Kanda dari Kanda Brothers sebagai gitaris. Perekaman albumnya berlangsung di berbagai kota. Bali untuk rekaman dasar dan vokal, Solo untuk penyempurnaan aransemen musik, Jakarta untuk editing data musik dan pengisian gitar, serta Yogyakarta untuk mixing dan mastering. Setiap kota memiliki perannya sendiri dalam memastikan kualitas terbaik dari album ini.
Adanya sentuhan synthpop yang khas, album ini memberikan nuansa baru yang lebih segar dan modern, seolah mengajak pendengar untuk merasakan kembali keindahan lagu-lagu cinta dalam kemasan yang berbeda.
Bagi Rio Febrian, yang telah lama mengenal Pongki, kesempatan untuk kembali membawakan lagu “Seribu Tahun Lamanya” adalah sebuah nostalgia tersendiri.
“Aku disuruh bawain lagu ‘Seribu Tahun Lamanya’. Ternyata lagu itu sudah 10 tahun lalu. Akhirnya saya mau bawain dengan versi yang Jikustik dulu,” ujar Rio. (*)