Penyanyi terkenal setidaknya memiliki satu hunian untuk menetap. Namun hal tersebut justru berkebalikan dengan apa yang dialami oleh salah satu anggota Black Eyed Peas, William James Adams atau dikenal dengan Will.i.am.
Selama ini, musisi 49 tahun tersebut tinggal di hotel alih-alih rumah atau hunian pribadi lainnya.
Musisi yang mendapat Piala Grammy pertamanya pada 2004 itu mengaku tidak siap memiliki properti pribadi. Baginya, rumah adalah bentuk kesuksesan yang sangat tinggi. Dia baru merasa pantas memilikinya jika sudah mencapai titik suksesnya.
“Ini terkait dengan gagasan ‘aku berhasil’, tapi aku merasa belum berhasil. Bagiku satu pencapaian akan membawaku ke pencapaian lainnya,” ucapnya dalam wawancaranya di acara AfroTech conference, sebagaimana dikutip dari People (15/11).
“Aku berusaha untuk mencapainya. (Saat ini) aku tidak pernah punya rumah. Aku mungkin memiliki studio. Aku juga juga punya kantor, tapi aku memilih tinggal di hotel,” ungkapnya.
| Baca Juga: Alyse Ogletree Pecahkan Rekor, Pendonor ASI Terbanyak di Dunia
Saat masih kecil, Pria yang akrab dipanggil Will itu hidup serba kekurangan bersama ibunya. Keduanya merupakan salah satu penghuni housing project (kawasan hunian untuk warga miskin) di Los Angeles. Hidupnya yang susah dan realita kehidupan yang kejam membuatnya memiliki ambisi besar.
“Kamu pergi keluar dan sahabat yang tumbuh bersamamu sudah mati karena ditembak–dan itulah yang akan membuatmu memiliki mimpi. Itulah akhirnya mengapa aku memiliki ambisiku,” kenangnya dulu.
Namun tentu, sebagai anggota Black Eyed Peas, William memiliki pemasukan yang lebih dari cukup. Bukan membeli rumah, uang tersebut diinvestasikannya untuk perusahaan teknologi.
Hasilnya, dia kini pendiri sekaligus CEO Fyi.AI yang merupakan aplikasi pengiriman pesan sekaligus berbelanja online.
Usahanya di bidang teknologi itu berjalan baik. William juga masih terus berkiprah di industri musik bersama Black Eyed Peas hingga saat ini.
Tidak hanya itu, dia juga baru menyelesaikan program kelas khusus untuk pemilik bisnis di Harvard Business School sekitar Oktober 2024 lalu.
Dengan segala yang dimilikinya sekarang, William selalu mengenang housing project, asal mula dirinya dibesarkan.
| Baca Juga: Terjebak di Lantai 2, Satu Keluarga Tewas Terbakar
“Aku merasa seperti, ‘Di sana terjadi tsunami, setiap hari bukan hanya tsunami saja yang terjadi, tapi juga ada orang-orang terlantar dan kelaparan’. Aku pun berpikir, kenapa aku tidak memberikan kembali apa yang telah kupunya pada mereka?” jelasnya.
Tidak hanya itu, uangnya juga digunakan untuk membantu pendidikan bagi para penghuni housing project tersebut. Hasilnya, beberapa anak didiknya berhasil lulus dari kampus ternama, seperti Stanford University dan Brown University.
Dia mengungkap, jika dia sudah benar-benar sukses, dia akan membeli satu rumah untuk dirinya.
“Kalau aku sudah mendapat rumah itu, artinya aku sudah berhasil,” tegasnya. (*)
