Sean ‘Diddy’ Combs yang saat ini ditahan di Pusat Penahanan Metropolitan Brooklyn, New York, sedang dalam pengawasan ketat petugas karena ada risiko tinggi untuk bunuh diri.
Rapper berusia 54 tahun itu sebelumnya ditangkap aparat Kejaksaan AS pada Senin (16/9) malam di sebuah hotel di Manhattan.
Menyusul keesokan harinya, dia didakwa atas tiga tuduhan yang meliputi pemerasan, perdagangan manusia untuk tujuan seksual, dan keterlibatan dalam memfasilitasi prostitusi.
Media People melaporkan bahwa Sean dalam pengawasan bunuh diri. Sebuah tindakan pencegahan yang diambil untuk narapidana yang memiliki kecenderungan bunuh diri yang memerlukan observasi rutin.
| Baca Juga : Rumah Sean ‘Diddy’ Combs Ditemukan Seribu Botol Pelumas
Dia dikabarkan mengalami syok dan kesehatan mental yang buruk. Namun, tidak diketahui sejak kapan pengawasan itu dilakukan dan apakah Sean memang punya potensi yang tinggi untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Selama sidang dakwaan pada Selasa (17/9), Marc Agnifilo, pengacara Sean mengungkapkan kliennya sedang menjalani perawatan dan terapi.
Tetapi, tidak disebutkan kondisi apa yang membuatnya memerlukan pengobatan tersebut. Marc hanya menjelaskan bahwa perawatan dan terapi itu adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh Sean.
Tim kuasa hukum sempat mengajukan jaminan senilai Rp764 miliar untuk membebaskan mantan kekasih Jennifer Lopez itu dari penjara. Mereka juga menyebut Pusat Penahanan Metropolitan Brooklyn tidak layak untuk penahanan praperadilan.
Mereka menyoroti kasus bunuh diri dari empat narapidana selama tiga tahun terakhir. Serta satu kasus pembunuhan awal musim panas lalu.
| Baca Juga : Sean ‘Diddy’ Combs Ditangkap Atas Kasus Dugaan Kejahatan Seksual
Sayangnya, pengadilan menolak jaminan tersebut dan memutuskan untuk terdakwa tetap ditahan sambil menunggu sidang peradilan.
Kasus Sean ‘Diddy’ Combs menarik perhatian publik beberapa waktu belakangan. Dia ketahui suka menggelar pesta pertunjukan seks yang diberinama ‘Freak Off’.
Pada Maret lalu, dua rumah mewah miliknya yang berlokasi di Miami dan Los Angeles digrebek oleh pihak berwajib.
Ditemukan ada tiga senjata api jenis AR-15, obat-obatan terlarang termasuk kokain, ketamin dan oksikodon, serta 1.000 botol baby oil dan pelumas. Semuanya diduga dipakai untuk mengintimidasi para wanita yang menjadi korban. (*)