Woman From Rote Island akan mewakili Indonesia pada Oscar 2025 untuk kategori Penghargaan Film Fitur Internasional (The International Feature Film Award).
Sebelumnya, film karya Jeremias Nyangoen itu pernah tayang di beberapa festival film internasional, seperti Busan International Film Festival 2023, Asian Film Festival Barcelona 2023, dan QCinema Film Festival International 2023 di Filipina.
Karya Bintang Cahaya Sinema dan Langit Terang Sinema itu juga pernah meraih penghargaan Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2023.
Kabar terpilihnya Woman From Rote Island dalam daftar nominasi Oscar 2025 disampaikan melalui akun Instagram Bintang Cahaya Sinema @bintangcahayasinema pada Rabu (18/09/2024).
| Baca Juga: Film ‘Kupu-Kupu Kertas’ Tayang Lagi, Ini Tanggapan Amanda Manopo
“Film Woman From Rote Island terpilih sebagai perwakilan Indonesia dalam ajang OSCAR yang ke-97 dalam International Feature Film Category,” tulisnya.
Film itu nantinya akan bersaing dengan judul lain, seperti Emilia Perez (Prancis), 12.12.: The Day (Korea Selatan), The Cloud (Jepang), dan The Girl With the Needle (Denmark) pada Maret tahun depan.
Film tersebut terpilih setelah melalui rapat dan penjaring Komite Seleksi Oscar Indonesia yang dilakukan sejak Agustus lalu.
| Baca Juga: Sederet Bintang Hadiri Gala Premiere ‘Super/Man: The Christopher Reeve Story’
Komite tersebut diketuai oleh Deddy Mizwar dan beranggotakan Garin Nugroho, Slamet Rahardjo, Cesa David Lukmansyah, Edwin Nazir, Ilham Bintang, Ratna Riantiarno, Thoersi Argeswara serta Widyawati.
Berdasarkan laporan Antara, Deddy Mizwar mengharapkan dukungan dan peran aktif dari seluruh pihak yang terlibat.
Diketahui, Woman From Rote Island menceritakan tentang sebuah keluarga di Rote, Nusa Tenggara Timur.
| Baca Juga: Memori Tak Terucapkan di Film ‘Home Sweet Loan’
Suatu ketika, keluarga tersebut harus kehilangan sosok suami dan ayah, Abram. Orpa pun harus menjanda dan menjadi orangtua tunggal bagi ketiga anak perempuannya.
Kematian Abram membuat Martha, salah satu anak, harus pulang dari Malaysia sebagai TKI.
Sayangnya, dia pulang dalam keadaan hamil dan depresi. Diketahui jika dia mengalami kekerasan seksual selama menjadi TKI.
Keadaan Martha semakin buruk karena di kampung halaman dia kembali mendapat kekerasan seksual. Orpa pun harus berjuang demi keluarganya yang mulai mendapat diskriminasi.
Sebelumnya, film yang akan bersaing di ajang Oscar 2025 itu sudah tayang di bioskop awal tahun, tapi kurang mendapat perhatian dari penonton Indonesia. (*)