Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menciptakan kontroversi besar di media sosial. Kali ini, Trump membagikan beberapa gambar yang memperlihatkan Taylor Swift dan penggemarnya, atau dikenal sebagai ‘Swifties’, mendukung kampanyenya untuk pemilu 2024.
Sebagian besar gambar tersebut dibuat oleh kecerdasan buatan (AI). Hal itu tentu memicu kehebohan di berbagai kalangan dan media.
Salah satu gambar menampilkan Taylor Swift dalam balutan pakaian berwarna merah, putih, dan biru. Di bawah gambar tersebut terdapat tulisan, “Taylor Swift Ingin Anda Memilih Donald Trump.”
Trump yang mengunggah postingan di Truth Social pada Minggu (18/8) pun menuliskan “Saya terima!“, seolah-olah menerima dukungan dari Swift.
Baca Juga : Celine Dion Marah ke Trump, Lagu ‘Titanic’ Dipakai Kampanye
Selain itu, Trump mengunggah gambar lain yang menampilkan wanita muda mengenakan kaos bertuliskan ‘Swifties for Trump’.
Trump juga membagikan artikel satir berjudul ‘Swifties Beralih ke Trump Setelah ISIS Gagalkan Konser Taylor Swift’. Artikel itu memicu reaksi negatif.
Sementara pihak Taylor Swift sampai saat ini belum memberikan tanggapan resmi terkait unggahan tersebut. Namun, Swift diketahui sebagai pendukung Partai Demokrat dan pernah secara terbuka mengkritik Trump selama masa jabatannya sebagai presiden.
| Baca Juga : Ada Dugaan Serangan Teroris, Konser Taylor Swift di Wina Batal
Dilansir dari Variety, pada 2020, Swift bahkan menuduh Trump memicu supremasi kulit putih dan rasisme.
“Setelah menyulut api supremasi kulit putih sepanjang masa jabatannya, Trump memiliki keberanian untuk berpura-pura bermoral tinggi,” tulis Swift di Twitter pada saat itu.
Banyak penggemar Swift yang merasa muak dengan tindakan Trump kali ini. Mereka menilai tindakan Trump menggunakan gambar palsu sebagai cara untuk menarik dukungan adalah sebuah penghinaan.
Juru bicara kampanye Trump, Steven Cheung, mengklaim bahwa gerakan ‘Swifties for Trump’ semakin besar setiap harinya. Namun, banyak pihak meragukan kebenaran pernyataan ini.
| Baca Juga : Jika Donald Trump Terpilih, Pangeran Harry-Meghan Markle Akan Diusir
Mereka mencatat bahwa banyak gambar yang dibagikan Trump, tampaknya dibuat oleh AI dan termasuk deepfakes.
Kehebohan itu lantas mendapat atensi luas dari berbagai media besar. Teen Vogue, Rolling Stone, dan The New Republic, semuanya menulis artikel yang mengkritik langkah Trump.
Bahkan, beberapa anggota Kongres dari Partai Demokrat mengutuk tindakan Trump sebagai provokasi yang bisa memicu kemarahan para penggemar Swift.
Kelompok pendukung Swift, terutama mereka yang mendukung Kamala Harris, dengan cepat menolak klaim Trump. Mereka menegaskan bahwa dukungan untuk Kamala Harris tidak memerlukan manipulasi gambar atau AI.
| Baca Juga : Taylor Swift Beri Pengaruh Baik Pada Penampilan Travis Kelce
“Kami tidak mewakili semua Swifties, tapi kami tidak butuh AI untuk menunjukkan dukungan kami,” kata Irene Kim, salah satu pendiri kelompok ‘Swifties4Harris’.
Seiring meningkatnya penggunaan gambar palsu dalam kampanye politik, banyak yang menyerukan perlunya regulasi yang lebih ketat. Mereka khawatir penyebaran informasi palsu dapat merusak proses demokrasi. (*)