Keluarga Sebut Dokter PPDS Undip Meninggal Karena Sakit, Bukan Bunuh Diri

Susyanto, kuasa hukum keluarga menampik kabar dokter PPDS Undip meninggal karena bunuh diri. Foto: Dok. Kolase Instagram @undip.official, YouTube tvOneNews
Susyanto, kuasa hukum keluarga menampik kabar dokter PPDS Undip meninggal karena bunuh diri. Foto: Dok. Kolase Instagram @undip.official, YouTube tvOneNews

Keluarga dokter Aulia Risma Lestari, mahasiswi PPDS Anestesi Universitas Diponegoro (Undip), akhirnya angkat bicara. Kematian Aulia dipastikan bukan karena bunuh diri.

Pekan lalu, tepatnya pada 12 Agustus pukul 23.00 WIB, Aulia ditemukan meninggal dunia di kamar kos daerah Lempongsari, Semarang. Wanita berusia 30 tahun itu diketahui menyuntikkan obat anestesi ke tubuh sendiri.

Berdasarkan penuturan dari Kapolsek Gajah Mungkur, Kompol Agus Hartono menyebut korban ditemukan dalam kondisi biru-biru dengan posisi terbaring miring seperti sedang tidur.

“Mukanya itu biru-biru sedikit sama pahanya juga. Seperti orang tidur,” jelas Agus.

| Baca Juga : Dugaan Baru, Dokter PPDS Undip Bunuh Diri Karena Alami Pelecehan

Dia juga menemukan diary milik korban yang berisikan curhatan tentang kesulitan selama menempuh pendidikan dokter spesialis.

Kabar kematian Aulia pun langsung viral di media sosial. Spekulasi tentang calon Dokter Spesialis Anestesi itu bunuh diri karena tak kuat menjadi korban perundungan para senior, ramai bermunculan.

Namun, hal tersebut tidak dibenarkan pihak keluarga. Mereka menegaskan Aulia bukan meninggal bunuh diri, melainkan karena sakit.

“Terkait berita yang viral, bilang korban itu bunuh diri, kami sangkal. Itu tidak benar. Almarhum meninggal karena sakit,” jelas Susyanto, kuasa hukum keluarga, saat ditemui media di rumah duka pada Jumat (16/8) lalu.

Dijelaskan bahwa dokter asal Tegal itu memang memiliki riwayat penyakit syaraf kejepit. Bahkan sudah dua kali melakukan operasi. Tetapi jika kelelahan, rasa nyeri masih sering muncul.

| Baca Juga : Calon Dokter Spesialis Tewas, Diduga Bunuh Diri Karena Dibully

Keluarga menduga Aulia kemungkinan menyuntikkan obat dengan dosis yang salah sehingga berujung pada kematian.

“Mungkin dia saat itu kelelahan. Merasa keadaan darurat, kemungkinan dia menyuntikkan anestesi tapi kelebihan dosis atau bagaimana kita tidak tahu. Tapi pihak keluarga menampik kalau korban bunuh diri,” lanjut Susyanto.

Sebelumnya, tiga hari setelah Aulia berpulang, Undip juga menyampaikan hal serupa.

Dalam siaran pers Nomor 647/UN7.A/TU/VIII/2024, pihak kampus menyatakan mahasiswi yang bersangkutan pernah mempertimbangkan untuk berhenti karena sakit. Tetapi dia mengurungkan niat lantaran berstatus sebagai penerima beasiswa.

Sempat ada juga kabar yang menyebut Aulia pernah menyampaikan keinginan untuk mengundurkan diri kepada ibundanya karena tidak kuat menjalani PPDS. Tetapi Susyanto enggan memberikan jawaban terkait hal tersebut.

| Baca Juga : Begini Isi Diary Dokter PPDS Undip Sebelum Bunuh Diri

“Itu kan juga viral. Tapi kami hanya akan buka informasinya secara terang benderang kepada pihak penegak hukum. Kalau kami sampaikan pada media, takutnya akan menjadi fitnah,” katanya.

Sementara itu, Kemenkes mengeluarkan surat keputusan untuk menghentikan Prodi Anestesi Fakultas Kedokteran Undip di RSUP Dr. Kariadi Semarang untuk sementara waktu.

Lembaga pemerintah itu berjanji akan melakukan penyelidikan secara menyeluruh untuk mencari tahu kebenaran soal perundungan di lingkup dokter residen. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here