Daerah di Indonesia yang Berpotensi Terkena Gempa Megathrust

Gempa megathrust disebut tinggal menunggu waktu untuk terjadi di Indonesia. Terdapat beberapa daerah yang berpotensi terdampak. (Foto: Pinterest/ Dreamstime Stock)
Gempa megathrust disebut tinggal menunggu waktu untuk terjadi di Indonesia. Terdapat beberapa daerah yang berpotensi terdampak. (Foto: Pinterest/ Dreamstime Stock)

Baru-baru ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut, gempa besar atau biasa disebut megathrust ‘tinggal menunggu waktu’ untuk melanda wilayah Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, pada Selasa (13/8). Pernyataan itu muncul setelah terjadinya gema berkekuatan magnitudo 7,1 di Pulau Kyushu, Jepang, Kamis (8/8) lalu.

Gempa tersebut diketahui berpusat di Tunjaman Nankai, yang dalam sejarah tercatat pernah mengalami gempa megathrust berkekuatan 8,4 magnitudo.

Menurutnya, gempa megathrust juga berpotensi besar terjadi di Indonesia jika melihat usia seismic gap yang ada di dua zona megathrust Indonesia. Dua zona tersebut berada di wilayah Selat Sunda yang terletak di bagian selatan Provinsi Lampung dan bagian barat Provinsi Banten.

Kemudian, terdapat juga zona megathrust Selat Mentawai Siberut, yang terletak di antara pulau Sumatera dan Kepulauan Siberut. Daryono mengatakan, kedua selat tersebut memiliki seismic gap yang berusia lebih dari dua ratus tahun.

| BACA JUGA : Sederet Fakta Gempa Megathrust yang Akan Melanda Indonesia

“Kita seismic gap Selat Sunda sudah usia 267 tahun dan Mentawai Siberut sudah usia 227 tahun,” kata Daryono, Rabu (14/8).

Seismic Gap merupakan daerah bagian dari sesar yang telah menghasilkan gempa bumi di masa lalu tetapi kini sunyi lantaran tidak menghasilkan gempa bumi.

Sementara itu, Selat Sunda dan Mentawai Siberut disebut memiliki potensi gempa bumi sebesar 8 magnitudo. Namun gempa tersebut terakhir terjadi lebih dari dua ratus tahun lalu, dan belum pernah terjadi kembali.

Hal memicu kekhawatiran tersendiri bagi para ahli, sebab segmen-segmen lain yang menyimpan potensi gempa sebesar selat tersebut sudah release, alias telah melepaskan gempanya. Sehingga diwaspadai terjadinya pelepasan gempa besar-besaran atau megathrust di dua segmen yang lebih dari dua abad belum melepaskan gempanya itu.

| BACA JUGA : Tebing Pulau Kura-kura di Taiwan Runtuh Akibat Gempa

“Segmen-segmen lain sudah release, tugas saya mengingatkan kewaspadaan,” tutur Daryono.

“Megathrust Nankai (Jepang) terakhir gempa M 8,4 tahun 1946 (78 tahun yang lalu). Ilmuan, pejabat dan publik Jepang sudah khawatir dan begitu siaga,” sebut Daryono mengingatkan.

Meski bisa menghitung perkiraan magnitudo maksimum yang dihasilkan oleh gempa megathrust, para ahli belum dapat membuat perkiraan di mana saja daerah yang akan dilanda gempa. Teknologi yang dimiliki para ahli juga belum dapat memperkiraan kapan gempa akan terjadi.

Meski begitu, gempa yang terjadi di Selat Sunda berpotensi untuk dirasakan sampai ke daerah Lampung, Jakarta, Banten, hingga Jawa Barat dikarenakan menjadi wilayah terdekat dari zona megathrust. Selain itu, wilayah Jawa Tengah dan Timur diprediksi hanya merasakan efek getaran kecil.

| BACA JUGA : Potret Gedung-gedung Ambruk Akibat Gempa Dahsyat di Taiwan

Namun demikian, Daryono mengingatkan bahwa imbauan yang disampaikannya bukanlah bentuk peringatan dini. Ia menegaskan, bahwa gempa belum tentu terjadi di waktu dekat. Sehingga, masyarakat tidak perlu merasa panik.

“Tinggal menunggu waktu (terjadinya gempa megathrust) bukan berarti segera akan terjadi dalam waktu dekat, karena kejadian gempa memang belum dapat diprediksi, sehingga kami pun tidak tau kapan akan terjadi,” tuturnya, Kamis (15/8).

“Kami katakana menunggu waktu, hal itu karena segmen-segmen sumber gempa di sekitarnya sudah release (tinggal segmen tersebut yang belum lepas,” pungkasnya. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here