Lawan Keterbatasan, Michael Anthony Kwok Jadi Juara IIPC 2024

0
Michael Anthony Kwok. (Foto: Agnes/Nyata)
Michael Anthony Kwok. (Foto: Agnes/Nyata)

Keterbatasan bukan jadi halangan untuk mengukir prestasi. Hal itu dibuktikan Michael Anthony Kwok. Pemuda 21 tahun penyandang autisme dan tunanetra itu berhasil meraih juara pertama kategori Professional Senior Category (18-32 tahun) di ajang Indonesia International Piano Competition (IIPC) 2024.

IIPC diadakan oleh Yayasan Cipta Pribadi Unggul yang berlangsung mulai 8 hingga 14 Juli 2024 di Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan. Ajang ini juga dirancang untuk menjadi salah satu kompetisi piano paling bergengsi di kawasan Asia Pasifik.

Kompetisi tahun ini menampilkan lebih dari 130 peserta dari 10 negara, termasuk Indonesia, Jepang, Vietnam, Australia, Korea Selatan, Thailand, Kanada, Amerika Serikat, Singapura, dan Selandia Baru.

Para peserta dinilai oleh 11 juri ternama dari 8 negara, di antaranya Andreas Frölich dari Jerman, Pascal Nemirovski dari Inggris, dan Rachel Naomi Kudo dari Amerika Serikat. Juri-juri lainnya termasuk
Benjamin Loh, Dainius Vaičekonis, Ivan Yanakov, Ji Na Kim, Mirella Petrova, dan Wong Chee Yean.

| Baca Juga: Sebelum Meninggal, Dokter Helmiyadi Ingatkan Bahaya Merokok

Helen Gumanti, President of IIPC, menyampaikan perasaan bangganya karena kompetisi piano internasional ini sukses terselenggara di Indonesia apalagi pemenangnya pun berasal dari negeri sendiri.

“Yang pasti bangga apalagi pemenangnya ada yang berkebutuhan khusus. Ini membuktikan bahwa kekurangan bukan halangan untuk menghasilkan prestasi. Sebab yang dinilai di sini adalah kemampuan pesertanya,” jelas Helen Gumanti saat ditemui di Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu malam (14/7/2024).

Michael Anthony pun mengungkapkan rasa senangnya. Karena latihan yang ia lakukan selama kurang lebih enam bulan, membawanya pada kemenangan ini.

“Aku engga grogi waktu tampil. Ya, tinggal main piano aja. Aku senang karena cita cita aku jadi pianis,” ungkap Michael Anthony.

| Baca Juga: Cara Tasya Kamila Siapkan Mental Anak Kembali Masuk Sekolah

Michael Anthony berlatih setiap hari minimal dua jam. Dia juga les privat seminggu sekali. Jika hendak ikut kompetisi, maka akan ada lagu khusus yang rutin ia pelajari sebelum ikut lomba.

Michael Anthony dibantu mentornya, Ivana Tjandra. Khusus untuk kompetisi di IIPC dia membawakan Mandelssohn Piano Concerto No 1, in g minor, op 25, karya komposer asal Jerman, Jakob Ludwig Felix Mendelssohn Bartholdy.

Michael Anthony mengatakan sejak usia 3 tahun ia sudah belajar piano. Ia awalnya mengetahui alat musik ini dari kakaknya yang juga punya suka main piano.

“Saya suka piano karena memberikan saya semangat. Saya ikut kompetisi ini dua kali. Tahun lalu juara dua, sekarang baru menang juara satu. Doakan saya ya tahun depan bisa ikut kompetisi lagi,” ucapnya.

| Baca Juga: Keseruan Bridal Shower Aaliyah Massaid Bareng Sahabat

Karena keterbatasan penglihatan, Michael belajar notasi piano mengandalkan pendengarannya semata.

“Dia tidak pernah baca partitur. Bahkan awal awal dia tidak tahu notasi, tau tau bisa aja main piano. Dia belajar sendiri. Lagu pertama yang ia mainkan itu musik penjual es krim keliling. Waktu itu usianya masih tiga tahun. Jadi ya ini memang gift dari Tuhan,” jelas Mentalia Kurnia, ibunda Michael.

Bungsu dari dua bersaudara ini, bisa memainkan sendiri lagu anak-anak karya Ibu Sud yang populer seperti Dua Mata Saya, Kebunku, Naik Delman lewat dentingan piano meski hanya menggunakan satu atau dua jari.

“Sebagai orang tua kami pikir mungkin dia ada bakat di musik. Dia benar benar hanya mengandalkan pendengarannya saja. Jadi sejak usia 3 tahun itu dia kami masukan les piano agar lebih terarah,” ucap wanita yang biasa disapa Lia ini.

| Baca Juga: Ditarik Penonton, Tantri Kotak Jatuh dari Panggung 2 Meter

Michael juga kerap mengikuti berbagai kompetisi bahkan juga tampil di berbagai negara. Saat usianya 14 tahun, dia pernah menggelar resital piano tunggal di Sydney Opera House, Austalia dan mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).

Dia juga pernah tampil bersama musisi terkemuka seperti Addie MS hingga Iskandar Widjaja, pemain biola kelas dunia asal Indonesia. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here