Kylie Jenner belum lama ini membagikan pengalaman hamil dan melahirkan di usia muda. Kini, wanita kelahiran 10 Agustus 1997 itu sudah memilih dua anak dari hasil pernikahan dengan rapper Travis Scott.
Selama melahirkan, baik itu yang pertama maupun kedua, Kylie mengaku depresi lama Kurang lebih satu tahun setelah persalinan.
“Menurut saya, saat hamil, saya memakai celana olahraga setiap hari. Saya tidak punya waktu untuk memikirkan hal-hal kecil dalam hidup, dan kemudian depresi pasca melahirkan bertahan selama setahun. Secara mental, ini sangat sulit. Secara hormonal, ini sangat sulit,” kata Kylie dalam wawancara terbaru dengan British Vogue.
| Baca Juga : Kylie Jenner-Timothee Terciduk Ngedate, Tangkis Rumor Putus
Kylie mencatat bahwa gejala depresi tersebut terasa lebih berat setelah kehamilan kedua. Sampai-sampai masuk kategori ‘major baby blues‘. Dampaknya sulit berpikir. Dia bahkan kesulitan mencari nama untuk buah hati.
“Mungkin dengan lahirnya putra saya, saya mengalami baby blues sangat parah. Saya jadi sangat emosional karena hal-hal yang mungkin seharusnya tidak separah itu. Saya bisa menelepon ibu sepanjang hari, menangis histeris, berkata, ‘Aku tidak bisa cari tahu namanya’,” curhat bintang reality show Kardashian tersebut.
| Baca Juga : Kylie Jenner Menangis Tersedu-sedu Dengar Kris Jenner Idap Tumor
Cerita itu menjelaskan nama putra Kylie yang sempat diganti. Setelah melahirkan pada Februari 2022, dia memberi nama putranya, Wolf Jacques.
Tak berapa lama, Adik Kim Kardashian itu mengganti nama anaknya menjadi Aire. Nama tersebut diambil dari Alkitab Ibrani yang artinya ‘Singa Tuhan’.
“Kami hanya merasa nama itu bukan untuknya. Hanya ingin bilang karena melihat nama itu di mana-mana,” jelasnya kala itu.
| Baca Juga : Curi Spotlight Kylie Jenner, Model Tampan Asal Italia Dipecat Met Gala
Dia mengaku merasa sudah gagal jadi ibu ketika tidak bisa menamai putranya.
Oleh karena itu, Kylie menyarankan kepada teman-temannya agar bisa mencarikan nama bayinya lebih awal. Sebab ketika hormon pasca persalinan menyerang, ada kemungkinan menjadi sulit berpikir dan mengambil keputusan. (*)