Serial ‘Gadis Kretek’ meraih prestasi membanggakan di Seoul International Drama Awards 2024. Serial yang dibintangi Dian Sastrowardoyo itu sukses mendapatkan piala di ajang tersebut.
Serial tersebut meraih penghargaan untuk Best Miniseries dalam kategori International Competition Program di Seoul International Drama Awards.
Atas pencapaian itu, ‘Gadis Kretek’ mengungguli sejumlah drama korea (drakor) populer seperti Moving, The Worst of Evil, hinggaDaily Dose of Sunshine.
| Baca Juga : Gadis Kretek dan Dian Sastro Masuk Nominasi di Seoul International Drama Awards 2024
Selain itu, Kamila Andini dan Ifa Isfansyah juga berhasil masuk nominasi dalam kategori Best Director. Dian Sastrowardoyo juga masuk sebagai Best Lead Actor Female, sementara Arya Saloka menjadi nominasi di Best Supporting Actor Male.
Kabar bahagia itu juga dibagikan Kamila Andini selaku sutradara, lewat unggahan media sosial pribadi.
“Selamat untuk kita semua! Gadis Kretek berhasil meraih penghargaan Best Mini Series dalam kategori International Competition Program di Seoul International Drama Awards 2024!,” tulis Kamila Andini.
| Baca Juga : 7 Potret Dian Sastrowardoyo Pakai Kebaya di Serial Gadis Kretek
“Bangga banget, mengingat ‘Gadis Kretek’ bersanding dengan karya-karya terbaik lainnya seperti ‘3 Body Problem’, ‘Moving’, ‘The Worst of Evil’, dan ‘Daily Dose of Sunshine’,” sambungnya.
Serial tersebut sendiri merupakan adaptasi dari novel populer karya Ratih Kumala berjudul sama yang tayang di Netflix pada 2023 lalu.
Ada perbedaan antara novel dan filmnya, yakni terletak pada latar. Latar pada novel terasa lebih luas mencakup zaman penjajahan, perjuangan kemerdekaan, pendudukan Jepang, pergolakan 1965, dan setelahnya. Sedangkan film lebih fokus pada pergolakan 1965 dan setelahnya.
| Baca Juga : Dian Sastro Terpaksa Mengurung Diri demi ‘Gadis Kretek’
Serial itu menceritakan tentang pemilik pabrik rokok kretek Djagat Raya yang bernama Soeraja. Sesuatu terjadi hingga menyebabkan karakter yang diperankan oleh Ario Bayu itu sekarat. Saat sedang sekarat, Soeraja terus menerus memanggil nama ‘Jeng Yah’ yang mana ketiga anaknya tidak mengenal wanita tersebut.
Di tengah pencarian ‘Jeng Yah’ yang misterius itu, ketiga anak Soeraja justru terbawa ke masa lalu, di mana sang Ayah ternyata pernah menjalin hubungan kasih dengan seorang wanita bernama Dasiyah.
Selain mengetahui masa lalu sang Ayah dan juga Daisyah, perjalanan Lebas, Karim, dan juga Tegar, mengungkap rahasia-rahasia dan sejarah dari usaha pabrik rokok kretek milik keluarga mereka. (*)