Hari ke-2 Surabaya Fashion Parade 2021 Diramaikan Desainer Aceh dan Bandung

surabaya-fashion-parade-2021-sfp
Foto: Heni/Nyata

Hari ke-2 Surabaya Fashion Parade (SFP) 2021 yang digelar di Chamelion Hall Plasa Tunjungan 6 lantai 5 Surabaya, Jumat (3/12), menampilkan koleksi busana muslim. Tidak hanya dari Jawa Timur, ajang fashion tahunan terbesar di Surabaya itu juga dimeriahkan oleh desainer dari luar Jawa Timur. Mereka antara lain Mihalul Abrar dari Aceh dan Nuniek Silalahi dari Bandung.

Mihalul mengaku keikutsertaannya dalam SFP 2021 merupakan kali pertama. Dia ingin menunjukkan bahwa Aceh juga punya prestasi. ”Selama ini kan banyak isu-isu miring tentang Aceh. Nah dengan mengikuti event seperti ini saya ingin meunjukkan bahwa Aceh juga punya prestasi yang berbeda, terutama di bidang fashion,” ujar Mihalul.

Memilih tema Tarik Pukat, Mihalul mencoba mengangkat kehidupan masyarakat pesisir di Aceh yang berprofesi sebagai nelayan dan mengumpulkan kerang di pinggir laut.

Konsep sustainable fashion juga diterapkan oleh Mihalul. Dia sama sekali tidak menggunakan bahan polyester. ”Saya menggunakan bahan katun yang ramah lingkungan,” pemilk label Charlie Bravo itu.

| Baca juga: SFP 2021 Digelar, Kondisi Pandemi Jadi Inspirasi Desainer 

Teknik pemotongan dan pola juga menggunakan konsep zero waist atau tidak ada sisa. ”Jadi semua bahan dapat dimanfaatkan. Misalnya untuk membuat kantong atau bahkan aksesoris seperti topi,” terang Mihalul.

Desainer dari Aceh, Mihalul Abrar dan salah satu rancangannya. Foto: HENI

Makam Peneleh

Tema yang luar biasa dipilih oleh desainer senior asal Bandung, Nuniek Mawardi. Memilih tema Langit di Atas Peneleh, Nuniek coba menunjukkan bahwa inspirasi bisa diambil dari mana-mana. Bukan dari Pinterest atau bahkan menyontek desain orang lain.

”Nah karena saya diundang untuk tampil di Surabaya, saya coba mengangkat heritage atau warisan yang ada di kota ini,” ujar desainer yang tetap stylish di usia matang itu.

Baca juga: Nggak Nyangka! Gaun Maria Sharapova di The Fashion Awards 2021 Ini Ternyata dari Botol Bekas

Pilihannya jatuh pada Makam Peneleh yang mempunyai desain nisan yang unik dan artistik. Nuniek melihat makam yang dibangun di abad 18 itu terbengkalai. Banyak cungkup-cungkupnya yang hilang karena dijarah orang.

Nuniek Mawardi dengan salah satu rancangannya yang terinspirasi dari Makam Peneleh yang ditampilkan di Surabaya Fashion Parade 2021. Foto: HENI

Tidak tanggung-tanggung, sebelum menuangkan ke dalam rancangannya, Nuniek melakukan riset selama satu bulan. ”Dengan mengangkatnya ke dalam busana, saya ingin nantinya Pemerintah bisa melihat bagaimana kondisi Makam Peneleh. Dan nantinya bisa dipugar, sehingga bisa menjadi culture heritage,” harap desainer yang sangat menyukai sejarah itu.   

Kain gedog Tuban dipilih sebagai bahan utama, karena dekat dengan Surabaya. Selain itu juga sangat alami, sesuai dengan konsep CICLO atau berkelanjutan. ”Kain gedog ini ditenun dari kapas yang ditanam sendiri dari petani-petani di Tuban. Setelah ditenun, baru dibatik. Warnanya memang kusam, karena menggunakan bahan alami. Namun tetap terlihat cantik,” beber Nuniek.*hen

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here