Kenali 3 Kondisi Medis yang Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi

Disfungsi ereksi
Foto: Catur/Nyata

Selama ini banyak beredar mitos tentang disfungsi ereksi, tapi tidak semuanya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Oleh karena itu perlu adanya edukasi dari para ahli, agar masyarakat memahami penyakit ini.

Baca juga: Mengetahui Pentingnya Peremajaan Vagina yang Bukan Sekadar Tren

dr. Nora Siagian dalam sambutannya di seminar media Pfizer mengatakan, telah banyak kesalahpahaman yang terjadi di masyarakat, mengenai pengobatan untuk kasus disfungsi ereksi.

Disfungsi ereksi atau impoten seolah menjadi momok tersendiri bagi kaum pria. Kondisi ketidakmampuan terjadinya ereksi pada penis ini, rupanya tak hanya memberikan dampak bagi pria, tapi juga pasangan mereka.

Melalui media, Retail, Trade and Commercial Director PT Pfizer Indonesia itu, mendukung penyebaran informasi terbaik agar bisa sampai ke pasien.

Disfungsi ereksi
Foto: Catur/Nyata

Pada kesempatan yang sama, dr. Susanto Suryaatmadja MS, Sp.And menerangkan, ada tiga hal yang dibutuhkan untuk mencapai ereksi, yaitu transmisi saraf dari impuls pro-erectile, suplai aliran darah, dan jaringan erektil fungsional pada korpus kavernosum (bagian pada jaringan ereksi). Segala sesuatu yang mengganggu tiga hal tersebut, akan berdampak pada disfungsi ereksi.

Sedangkan untuk ereksi yang normal, setidaknya melibatkan kombinasi dari faktor psikogenik, hormonal, neurologi, dan vaskular atau pembuluh darah.

Baca juga: Mengenal Penyakit ALS, Penyebab Kematian Kreator SpongeBob

Disfungsi ereksi bersifat multifaktorial, dimana penyebabnya bisa dari beberapa faktor. Untuk itu, diperlukan pemeriksaan secara mendalam, pada orang yang mengalaminya. Boleh jadi faktor penyebab dari satu orang dengan orang lainnya berbeda.

Disamping itu, perlu diluruskan juga anggapan bahwa disfungsi ereksi hanya menyerang pria lebih tua. Nyatanya, pria usia muda juga berpotensi terserang penyakit ini. Terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, darah tinggi dan kardiovaskular.

Kenapa begitu? Karena ereksi melibatkan aliran darah pada penis. Penyakit diabetes menyebabkan otot lemas, dan aliran darah tidak sampai hingga ke penis. Hal yang sama juga dialami penderita tekanan darah tinggi, karena obat-obat anti hipertensi juga mempengaruhi proses ini.

“Disfungsi ereksi ini memang bukan penyakit yang mengancam nyawa, tapi perlu juga dikonsultasikan ke dokter agar tidak salah dalam pengobatannya. Penting juga untuk mencegahnya, dengan mulai menerapkan pola hidup sehat,” tutup dr. Susanto. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here