Meghan Markle Tabuh Genderang Perang dengan Kerajaan Inggris

meghan-markle-politik
Foto: Flipboard

Partisipasi Meghan Markle dalam Pilpres Amerika Serikat 2020 menimbulkan pro dan kontra. Pihak istana dikabarkan mengecam tindakan istri Pangeran Harry itu. Terlebih, anggota keluarga kerajaan harusnya tetap bersikap netral dan tidak berpihak secara politik. 

Dilansir dari The Times, staf Ratu Elizabeth bahkan meminta kerajaan untuk menjauhi kepentingan keluarga Sussex. Terlebih mereka begitu giat berbicara soal politik, yang juga berarti sudah melanggar protokol kerajaan. 

Meski tindakannya menuai kecaman, Meghan tampaknya tidak gentar untuk terus aktif secara politik. Ia menganggap ini adalah hal penting yang wajib dilakukannya. 

“Salah satu bagian untuk menjadi anggota aktif masyarakat adalah ikut berpartisipasi dalam proses demokrasi. Jadi menyemangati masyarakat untuk terlibat dalam politik adalah sesuatu yang penting,” ungkap juru bicara Duke dan Duchess of Sussex kepada Insider.

Seakan menabuh genderang perang, Meghan ogah menggubris kecaman Royal Family. Jubir mereka juga mengatakan kalau Meghan dan Pangeran Harry tak akan berhenti berbicara soal politik bahkan setelah momen pemilu Amerika Serikat usai.

“Jelas itu adalah siklus yang penting dalam Pilpres Amerika saat ini. Tapi tidak berarti mereka akan melakukannya di momen ini saja,” tambahnya. 

Sementara itu, sebelumnya Duchess of Sussex berhasil pecahkan sejarah Kerajaan Inggris. Meghan menjadi anggota pertama keluarga Kerajaan Inggris yang berpartisipasi dalam Pilpres AS di era modern.

Dilansir dari Daily Mail, Meghan telah menggunakan hak suaranya lebih dulu lewat surat. Sebuah sumber mengungkapkan, ibu satu anak itu sudah tak sabar menunggu hasil Pilpres Amerika Serikat 2020 ini.

Baca juga: Meghan Markle Pecahkan Sejarah, Kerajaan Inggris Murka

Menurut sumber tersebut, Meghan Markle sudah menunggu momen pemilu ini sejak lama. Bahkan ia sudah memastikan akan menggunakan hak suaranya sebagai warganegara Amerika Serikat, meski ia tinggal di Inggris.

“Sebelum menjadi bagian dari keluarga Kerajaan Inggris, Meghan adalah warganegara Amerika Serikat. Karena itu dia tidak akan pernah melewatkan pemilu, tidak peduli di mana pun dia tinggal,” ungkap sumber tersebut kepada Daily Mail.

Ambisi Meghan di bidang politik juga disebut-sebut begitu kuat. Bahkan kabarnya, Duchess of Sussex bercita-cita menjadi Presiden Amerika Serikat.

Hal tersebut diungkapkan oleh penulis kerajaan, Lady Colin Campbell dalam wawancaranya bersama Page Six. Ia mengatakan bahwa Meghan tak bisa berbuat apa-apa untuk mewujudkan mimpinya ini ketika berada di Inggris.

“Inggris tak bisa mewujudkan itu untuknya,” kata Lady Colin.

|Baca juga: Pangeran Harry Dikabarkan Tidak Bahagia dengan Pernikahannya

Penulis buku Meghan and Harry: The Real Story tersebut juga menyebut istri Pangeran Harry sebagai seorang yang gila akan popularitas. Sedangkan Duke of Sussex memiliki sifat yang berlawanan dari Meghan.

Penulis kelahiran Jamaika tersebut mengatakan kalau dirinya tahu banyak soal kehidupan di balik istana. Perempuan yang mendapat gelar bangsawan setelah menikah dengan Lord Colin Ivar Campbell itu mengungkap kalau Meghan membuat keluarga kerajaan sengsara.

“Aku tahu banyak. Para bangsawan, para abdi dalem, mereka berteman. Aku sudah menghadiri pesta mereka. Sudah ke rumah mereka. Dan aku sudah berhati-hati untuk menjadi positif dan bahkan tidak melakukan apapun. Meskipun Meghan seakan melemparkan seluruh keluarga Inggris di bawah bus,” cerita Lady Colin. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here