Sayatan besar sering dibutuhkan dalam hampir semua pembedahan. Tetapi belakangan ini, munculnya teknik invasi minimal yang memungkinkan dokter bedah memperbaiki hasil pembedahan dengan menghindari sayatan panjang dan besar.
Perbaikan dalam bedah invasi minimal ini, memungkinkan pasien mengalami masa pemulihan yang lebih singkat. Pasien juga lebih sedikit merasakan ketidaknyaman. Serta menggantikan kebutuhan operasi terbuka di banyak skenario klinis.
Seluruh keuntungan yang didapatkan dari tindakan bedah invasi minimal itu, membutuhkan teknologi pemindaian internal organ pasien yang lebih presisi (ukuran dari seberapa dekat serangkaian pengukuran), sehingga operasi dapat dilaksanakan lebih tepat sasaran.
Untuk itu EPED Inc, pengembang teknologi bedah invasi minimal asal Taiwan, mengembangkan Retina Stereotactic Surgery Navigation System atau Retina dengan teknologi paling aktual.
Baca juga: Manfaat Olahraga Pilates yang Dilakukan Shandy Aulia Selama Hamil
Teknologi tersebut menjadi alat bantu bagi dokter bedah. Beberapa fungsi yang bisa dilakukan Retina adalah untuk mengindikasi bedah saraf otak, bedah kranial (tempurung kepala), bedah/operasi plastik, otolaringologi, kosmetik medis, dan semua pembedahan invasif minimal yang membantu ahli bedah.
Bantuan yang dimaksud adalah kemampuan Retina untuk melakukan navigasi perangkat atau alat bedah, selama operasi lesi dengan memberikan gambar medis yang disinkronkan. Ada data CT, MRI, sampai endoskopi sehingga dokter mendapatkan citra yang lebih nyata dari internal organ pasien.
Melalui sistem yang dikembangkan EPED Inc itu, Retina terbukti dapat mengurangi risiko operasi, dan mempercepat pemulihan pasien melalui asistensi operasi yang menjadi lebih aman dan tepat sasaran.
Baca juga: Ingin Tubuh Ideal? Coba Rutin Lakukan 5 Olahraga Ini, Girls!
Regional Manager Eped, Emmanuel Felix Lespron mengatakan bahwa penerapan sistem navigasi seperti Retina, telah menutup celah yang membuat dokter kesulitan ketika menerjemahkan informasi dari CT (computed tomography), dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) saat melakukan operasi pada tubuh pasien.
Retina menerima perpaduan gambar dan data dari MRI. Serta pemindai dengan gambar yang realistis yang membiarkan para dokter untuk “pergi ke dalam tubuh manusia”.
Sehingga mereka memiliki perspektif yang lebih baik untuk batas terdalam, jaringan sensitif, organ terdalam dan lainnya, ketika melakukan bedah minimal invasif (MIS), tanpa harus membuat sayatan yang besar pada tubuh.
Sistem Retina ini bisa mendeteksi letak tumor dan ukurannya, pewarnaan saraf, dan gambar jalur untuk akses yang lebih baik selama pelaksanaan operasi. Tidak hanya gambar, tetapi juga semua peringatan, jalur dan pengukuran yang diperlukan untuk menyampaikan keberhasilan dan operasi singkat.
Tahun 2019 adalah masa yang luar biasa bagi Retina. Tak lain karena EPED Inc, diberi kesempatan untuk mengenalkan sistem Retina ke tujuh negara, Salah satunya Indonesia.
Baca juga: Mengintip Gaya Tidur Andien Aisyah Dengan Mulut Diplester
Taiwan memandang Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi pasar yang baik untuk peralatan medis atau kesehatan.
“Indonesia adalah salah satu pasar potensial untuk industri kesehatan. Indonesia memiliki pertumbuhan yang potensial di sektor pelayanan kesehatan dan medis,” kata Emmanuel.
Di Indonesia, teknologi itu dikenalkan melalui kegiatan Hospital Expo 2019 yang digelar 23 hingga 26 Oktober 2019 di Exhibition Hall B, Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat.
Baca juga: 6 Gaun ‘Teraneh’ di AMAs 2018 Bikin Geleng-geleng Kepala
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong produsen Taiwan meningkatkan kemampuan serta menambah nilai dan inovasi produk yang mereka kembangkan.
Kegiatan itu didukung Kementerian Urusan Ekonomi melalui proyek skala nasional yang disebut Proyek Pengembangan Citra Industri Taiwan. Pemerintah Taiwan mempercayakan Dewan Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Taiwan sebagai pelaksana kegiatan ini.
Sesuai dengan skema kerja, seleksi Taiwan Excellence diimplementasikan untuk menyeleksi produk inovatif setiap tahunnya berdasarkan kriteria keunggulan, salah satunya teknologi Retina ini. (*)