Anak-anak generasi alpha atau yang lahir setelah tahun 2010, tumbuh besar di tengah kemajuan teknologi dengan menghadapi banyak tantangan dan kesempatan masa depan.
Karena itulah menurut Psikolog Anak dan Keluarga, Rosdiana Setyaningrum, Mpsi, MHPEd, mereka perlu memiliki kemampuan belajar progresif.
Dalam arti lain yakni kemampuan belajar yang terus berkembang. Dimulai dengan membentuk sikap belajar yang dapat diasah dengan melibatkan anak dan lingkungan.
“Orangtua perlu mendampingi anak mengasah kemampuan belajar progresif agar mereka bisa meraih capaian-capaian penting dalam tumbuh kembang sesuai tahapan usia,” ujar Rosdiana dalam peluncuran S-26 Procal GOLD dengan inovasi terbaru, Kamis (19/9/2019).
“Kemampuan belajar progresif dibutuhkan untuk membentuk empat karakter anak hebat agar anak bisa meraih kesuksesan di masa depan.” lanjutnya.
Karakter-karakter hebat yang dimaksud Rosdiana adalah eksplorasi. Dimana anak mau menjelajahi berbagai minat, berpikir kritis, banyak bertanya dan berjiwa kepemimpinan. Nantinya mereka akan menjadi pelopor dan memberi inspirasi bagi diri dan kelompoknya, serta berempati dengan memahami kebutuhan orang lain.
Baca juga: Menilik Mewahnya Rumah Denny Cagur yang Ada Waterparknya
Selain stimulasi, bentuk dukungan yang bisa diberikan oleh orangtua adalah dengan menyediakan asupan gizi dimulai sejak awal tahapan kehidupan.
Karena menurut Pakar Neurologi Anak dr Attila Dewanti Sp.A(K), peran gizi sangatlah penting untuk mendukung kemampuan belajar progresif anak-anak generasi alpha yang saat ini masih berusia balita.
“Saat anak-anak memperoleh pengalaman baru dari proses belajar, terjadi pembentukan sirkuit baru pada otak mereka, sehingga luas sirkuit yang semula terbatas akan menjadi lebih luas,” katanya.
Selain itu, orangtua perlu memperhatikan asupan makanan anak dengan kandungan asam lemak esensial, seperti asam linoleat. Asam linolenat yang berguna untuk pembentukan membran sel otak, dan tidak dapat dibentuk oleh tubuh secara alami.
“Juga, anak memerlukan kolin yang merupakan komponen penting untuk fungsi sinaps otak serta zat besi yang bisa mengoptimalkan metabolisme sel otak,” tambah dr. Attila.
Baca juga: Mantan Idol K-Pop Dendangkan Lagu Raja Dangdut dengan Memukau
Yuma Soerianto adalah salah satu contoh anak generasi alpha yang hebat dengan belajar. Bagaimana tidak, di usianya yang masih 12 tahun ia telah membuat sejumlah aplikasi yang telah dipublikasikan iOS.
Salah satu penghargaan paling membanggakan Yuma adalah beasiswa Apple Worldwide Developers Conference (WWDC) pada tahun 2017, 2018 dan 2019. Dari beasiswa ini, Yuma diberangkatkan secara gratis ke California, Amerika Serikat untuk menghadiri WWDC.
Pada pertemuan yang dihadiri oleh pengembang aplikasi dari berbagai negeri, Yuma menjadi sosok partisipan paling muda. Hal ini pun membuat CEO Apple, Tim Cook sangat kagum. Terlebih siswa yang masih duduk di kelas lima sekolah dasar itu mempelajari pembuatan aplikasi hanya secara otodidak.
“Aku belajar coding sejak usia 6 tahun sehingga aku bisa seperti saat ini. Dimulai dari coding dasar, hingga sekarang aku bisa membuat berbagai aplikasi seperti Kids Calculator untuk membantu teman-temanku belajar matematika,” ujar Yuma.
“Aku bersyukur, sejak kecil Mama dan Papaku selalu mendukungku untuk mencoba banyak hal baru, berani bertanya, berani menciptakan ide baru serta mau berbagi ilmu dengan anak lain supaya mereka juga bisa coding seperti aku,” tambahnya.
Baca juga: Adikara Tuangkan Keraguan Hati dalam Kisah Tanpa Pisah
Brand Manager GUM GOLD mengatakan, Wyeth percaya bahwa setiap anak memiliki potensi untuk menjadi anak hebat. Kami juga memahami bahwa orangtua memerlukan dukungan dalam membesarkan anak Generasi Alpha.
“Untuk itu, S-26 Procal GOLD hadir dengan inovasi terbaru Multiexcel α-Lipids System yang membantu mendukung pertumbuhan si Kecil.” Ujar Syara. (*)
