Lantai dua Royal Plaza Surabaya, Senin sore (18/9) begitu meriah. Sebanyak 20 ibu-ibu dari berbagai usia dan profesi, sangat antusias untuk mengikuti Line Dance.
Mereka adalah komunitas Line Dance Lovers Surabaya (LDLS), yang digawangi oleh Suci Hariyati sebagai founder sekaligus koreografer dan entertainer line dance & flashmob.
Bukan hanya terlihat cantik dan energik, ibu-ibu yang hadir saat itu juga kompak mengenakan baju batik. Tak heran, para pengunjung di dalam mall, rela menghentikan aktivitas belanjanya, hanya untuk melihat mereka menari.
Beberapa pengunjung pun ikut menggerakkan badan mengikuti alunan musik, sambil melihat dari kejauhan. Beberapa sisanya, asyik memotret dan mengambil video.
Bukan saat itu saja komunitas LDLS berlatih line dance. Setiap Senin (15.00-17.00) dan Rabu (18.00-20.00) mereka bersemangat untuk ‘melahap’ koreo demi koreo line dance di Royal Plaza. Sementara di hari Selasa (18.00-19.30), LDLS berlatih di salah satu kafe di Raya Ngagel Surabaya.
Seolah menepis anggapan bahwa line dance hanya untuk orang tua, pemilihan lagu menjadi poin penting agar kekinian, dan dapat diikuti oleh semua kalangan, termasuk anak-anak dan pria dewasa.
Musik dengan segala jenis genre bisa digunakan untuk line dance. Mulai dari pop, dangdut, waltz, rumba, cha cha, tango hingga reggae. Latihan kali ini, para peserta asyik mengikuti irama mulai dari lagu Meraih Bintang, Kill This Love, hingga Senorita.
“Lagu untuk line dance itu lebih ke original song, jadi bisa segala genre. Kalau line dance fokus ke kaki, tangan menyesuaikan aja,” ungkap Suci di sela-sela latihan.
Untuk manfaat line dance, tak usah diragukan lagi. Salah satu anggota komunitas LDLS, Rini (48), mengaku lebih bugar dan kolestrolnya turun drastis setelah rutin mengikuti olahraga ini. Line dance pun dirasa berpengaruh terhadap kesehatan mentalnya.
“Yang paling ngefek itu kolesterol. Dari 260 mg/dL turun jadi 160 mg/dL. Padahal saya makannya biasa. Terus ngumpul sama teman-teman, ngobrol, foto, ketawa, itu yang bikin saya pikirannya happy,” terang Rini yang sudah dua tahun aktif di LDLS. (*)