Sepertinya Pangeran Harry makin pintar mencari uang. Setelah dapat pemasukan dari beberapa kontrak program acara, kali ini dia dapat honor dari Penguin Random House.
Itu setelah dia menjual memoarnya ke perusahaan penerbitan buku yang berhasil menerbitkan kisah-kisah keren ke seluruh dunia itu. Penguin Random House ini juga yang membukukan memoar Barack dan Michelle Obama.
Angka yang diterima Presiden ke 44 Amerika Serikat itu lebih tinggi dari Harry. Yaitu USD65 juta atau setara Rp944,2 miliar.
Dilansir dari Page Six, selama hampir setahun ini diam-diam Harry menulis memoar dan berhasil dijualnya ke Penguin Random House itu.
Penulis Bayangan
Namun sudah pasti, Harry tidak sendiri. Dia dibantu co-writer, seorang ghostwriter mumpuni J.R. Moehringer. Untuk membantu penulisan ini, konon Moehringer mendapat setidaknya USD1 juta atau sekitar Rp14,5 miliar belum ada yang berhasil menandingi pasangan Barack dan Michelle itu.
Lewat bukunya, Becoming, Michelle mencatatkan diri sebagai buku terlaris tercepat tahun 2018. Yaitu dengan terjual 725 ribu copies di hari pertama peluncuran.
Sementara memoar Barack Obama setebal 768 berjudul A Promised Land terjual 800 ribu copies di hari pertama pada November lalu.
“Tapi saya tidak akan membahasnya saat makan malam,” kata Barack kepada Jimmy Kimmel di Jimmy Kimmel Live.
Dia pun sembari bercanda memaparkan jika penjualan buku itu bisa membantu membayar pembelian sepatu Michelle.
Namun sebelum menerbitkan buku Barack, CEO Penguin Random House Markus Dohle sempat memaparkan risiko-risiko yang kemungkinan akan dihadapi perusahaan penerbitannya itu. Dia berbincang dengan Financial Times pada Maret 2019.
“Selalu ada risiko ketika kamu bikin kontrak besar dan ini adalah kontrak super besar,” katanya.
Penuh Risiko
“Tapi risiko adalah bagian dari bisnis kami. Ini buku yang luar biasa dan kami percaya diri buku ke dua
yang juga memoar Presiden Obama akan sukses besar juga,” kata Markus.
Tentang kerja samanya dengan Harry, Markus memaparkan jika Penguin Random House sangat tertantang untuk menerbitkan.
“Pangeran Harry mengisahkan pengalaman hidupnya yang luar biasa sebagai pangeran, prajurit, dan advokat yang berpengetahuan luas untuk masalah-masalah sosial. Selain itu juga membangun dirinya sebagai pemimpin global yang diakui karena keberanian dan keterbukaannya. Karena alasan itulah kami bersemangat mempublikasikan kisahnya yang jujur dan mengharukan,” kata Markus.
Ini akan jadi tulisan anggota senior Inggris pertama yang menulis buku. Demikian dilansir dari media-media Inggris.
“Saya menulis bukan sebagai pangeran, kehidupan yang miliki sejak lahir, tapi tentang harapan akan jadi apa kelak saya,” kata Harry dalam pernyataan yang dikirimkan kepada Penguin Random House.
Suka dan Duka
“Saya memakai banyak topi selama bertahun-tahun, baik secara harfiah maupun kiasan, dan harapan saya adalah, ketika menceritakan kisah saya, suka, duka, kesalahan, pelajaran yang dipetik, saya dapat membantu menunjukkan bahwa di mana pun kita datang dari, kita memiliki lebih banyak kesamaan daripada yang kita pikirkan,” tuturnya.
“Saya sangat berterima kasih atas kesempatan bisa membagikan apa yang telah saya pelajari selama hidup saya. Sekaligus bersemangat untuk orang-orang membaca kisah langsung hidup saya yang akurat dan sepenuhnya jujur,” imbuhnya.
Buku itu akan membahas masa kecilnya. Harry baru berusia 12 tahun ketika ibunya, Putri Diana, meninggal dalam kecelakaan mobil di Paris. Kemudian dinas militernya, termasuk dua tur Afghanistan.
“Potret pribadi yang jujur dan menawan. Selain itu juga ada kegembiraan yang dia temukan sebagai suami dan ayah,” menurut penerbit.*
