Meningkatnya jumlah penderita Covid-19 di Jawa Timur, khususnya Surabaya membuat pimpinan Yayasan Sumber Pengayoman Sejati (SPS) tergerak untuk ikut memangkas rantai penularan, terutama klaster keluarga yang kini makin marak.
Seperti diketahui, isoman di rumah bukan pilihan yang baik bila rumah itu dihuni oleh beberapa orang dan tidak cukup luas. Sebab itu memudahkan terjadinya penularan terhadap keluarga (klaster keluarga, red). Pada situasi yang parah, hal tersebut menyebabkan terjadinya kematian beruntun dalam keluarga.
Untuk itu yayasan milik keluarga Lindratini-Soeparsono itu meminjam-pakaikan gedung lima lantai di kawasan Lontar, kecamatan Sambikerep, Surabaya Barat sebagai rumah isoman.
Gedung yang sebelum pandemi adalah Sekolah Kristen ‘Harapan Sejati’ itu memiliki halaman yang luas, fasilitas olahraga yang lengkap, seluruh ruangnya ber-AC, beberapa toilet dan kamar mandi ber-shower, serta poliklinik kesehatan umum dan gigi.
“Sekarang para siswa belajarnya daring. Jadi gedungnya kosong,” jelas Ketua Yayasan SPS bidang Pendidikan, Monica Suryani kepada Nyata.
| Baca juga: Demam Usai Vaksin, Haruskan Minum Obat? Ini Jawaban Dokter
Seluruh siswa ‘Harapan Sejati,’ mulai play group hingga SMA tidak dipungut biaya karena sekolah ini memang diperuntukkan bagi anak-anak keluarga tak mampu. Padahal kelasnya ber-AC, guru-gurunya berkualitas, ada laboratorium science dan bahasa asing, ruang olahraga indoor, ada guru dan segala fasilitas untuk belajar kesenian, serta shower bagi siswa dan guru seusai olahraga.
Tentang polikliniknya, selain para guru dan siswa, masyarakat juga bisa berobat gratis di situ. Obatnya juga gratis, kecuali bila pasien harus dirujuk ke rumah sakit.
Seluruh Ruangan ber-AC
Istimewanya isoman di gedung Yayasan SPS yang berlokasi di Jalan Puncak Sambisari III Nomer 6-9, Lontar, Sambikerep ini adalah seluruh ruangannya ber-AC dan pasien bisa berolahraga bersama di halaman.
“Isoman di sini gratis, termasuk makan dan obat. Syaratnya harus menunjukkan hasil swab positif dan ada mendapat rujukan dari puskesmas. Meski bergejala ringan dan OTG, namun semua penderita di sini akan dimonitor oleh dokter dari puskesmas Lontar. Sehingga kalau ada penderita yang kondisinya menurun bisa segera ditangani atau dirujuk ke rumah sakit bila diperlukan,” kata Kabid Yankes Primer Dinkes Surabaya Sri Setyani dr., saat meresmikan penggunakan gedung isoman tersebut, Jumat (23/07) kemarin.
| Baca juga: Guru Besar Farmasi Unair: Eucalyptus tak Bisa Membunuh Semua Virus!
Karena luas dan punya beberapa lantai, maka penderita pria dan wanita bisa dipisahkan. Begitu pula untuk nakes. “Sementara hanya tiga lantai yang dipakai. Lantai tiga untuk pasien wanita, lantai empat untuk pasien pria dan lantai lima buat nakes,” jelas Monica seusai peresmian.
Hadir juga dalam peresmian tersebut, antara lain Camat Sambikerep Ferdie Ardiansyah dan Mill Head Surabaya Mekabox David Alexander Limbert.
Ranjang Sekali Pakai
Selain seluruh ruang inapnya ber-AC, yang teristimewa dari gedung isoman Covid-19 dari SPS Surabaya ini adalah ranjangnya yang disposable (sekali pakai, red). Dengan begitu kebersihannya terjamin.
Ranjang tersebut dibuat dari bahan karton khusus, tetapi mampu menahan bobot hingga 200 kilogram. Selain ramah lingkungan dan bisa didaur ulang sehingga pembuangannya tidak menimbulkan masalah, tempat tidur jenis ini sekarang sedang digunakan di penginapan para Olimpiade Tokyo 2021.
“Yang di sini kami buat dalam ukuran 190 x 90 centimeter, cukup untuk orang Indonesia pada umumnya. Untuk gedung isolasi ini kami siapkan 500 ranjang,” kata David A Limbert mewakili Mekabox sebagai produsen tempat tidur sekali pakai itu. (*)