Tahu Nggak, Ternyata Banyak Atlet Kembar di Olimpiade Tokyo

Atlet yang bertanding di Olimpiade Tokyo ini ternyata banyak yang kembar lho. Nggak hanya mendukung, mereka juga bersaing. Wah kalau begini, keluarga mendukung siapa ya?

Inggris adalah negara dengan jumlah atlet kembar terbanyak. Disusul Prancis, Rusia, Belanda dan Italia. Kenalan dulu yang dari Inggris, yuk.

Atlet Kembar di Olimpiade Tokyo: Jennifer dan Jessica Gadirova

Si kembar Jennifer dan Jessica Gadirova ini anggota tim gimnastik dari Inggris Raya. Banyak yang memprediksi dua remaja yang baru 16 tahun itu jadi bintang masa depan.

Terbukti di Olimpiade Tokyo, atlet kembar ini bersama dua rekannya, Amelie Morgan dan Alice Kinsella berhasil merebut medali perunggu. Kali pertama dalam sejarah sejak 1928.

Jennifer (kiri) dan Jessica Gadirova (Foto: Getty Image)

“Nggak nyangka, kami bisa mencetak sejarah. Jennifer benar-benar rekan dan saudara yang hebat,” kata Jessica melalui video call.

Si kembar sedang bersantai di rumah mereka di Aylesbury, Buckinghamshire ketika mendapat panggilan untuk bergabung di tim Olimpiade. “Saya yang duluan dipanggil,” kata Jessica. “Rasanya nggak karuwan bahagianya. Apalagi setelah Jennifer juga terpilih. Kami berdua menangis bahagia,” kata Jessica lewat video call.

Si kembar sedang bersantai di rumah mereka di Aylesbury, Buckinghamshire ketika mendapat panggilan untuk bergabung di tim Olimpiade. “Saya yang duluan dipanggil,” kata Jessica. “Rasanya nggak karuwan bahagianya. Apalagi setelah Jennifer juga terpilih. Kami berdua menangis bahagia,” kata Jessica lagi.

Dari kiri: Alice Kinsela, Jennifer, Jessica dan Amelie Morgan, peraih medali perunggu dan mencetak sejarah (Foto: PA)

Baca Juga: 7 Fakta Naomi Osaka, Penyulut Obor Olimpiade Tokyo

Jessica dan Jennifer, si kembar ini lahir di Inggris dari orangtua mantan pesenam asal Republik Soviet yang pindah ke London tahun 2001. Keduanya mulai berkompetisi sejak umur enam tahun dan selama ini dikenal piawai senam lantai dan menari.

Tahun 2019 mereka bersaing dan berkompetisi di Kejuaraan Dunia Junior dan keduanya berada di ranking enam bersama-sama. “Akhirnya mimpi kami terwujud di Olimpiade. Setelah jatuh dan bangun seperti rollercoaster, akhirnya kami berhasil,” lanjut Jessica.

Adam dan Simon Yates

Yang membedakan duo atlet kembar ini adalah giginya. Maklumlah Adam dan Simon Yates ini kembar identik. Gigi depan Adam, lurus sedangkan Simon miring. Adam juga punya bekas luka di dagunya, sedangkan Simon tidak.

Adam (kiri) dan kembarannya, Simon Yates (Foto: Getty Image)

“Selain itu sebenarnya kami menempuh jalan yang berbeda. Namun kami tetap dekat, selalu ngobrol setiap hari,” kata Adam kepada majalah Road Bike Action tahun 2019.

Adam dan Simon adalah atlet bersepeda, namun keduanya punya ranking yang berbeda. Si kembar  kelahiran 7 Agustus 1992 ini mengawali karir bersepedanya ketika ayah mereka, John kecelakaan. Saat pemulihan, John mengajak keduanya ke Manchester Velodrome agar tidak kehilangan kontak dengan rekan-rekan timnya di Bury Clarion.

Ternyata Adam dan Simon langsung jatuh hati dan mulai mengayuh sepeda mereka. Ketika berusia 18 tahun, Adam terpilih British Cycling untuk program Olympic Academy. Sementara Adam lebih dulu tampil ketimbang saudaranya. Dia menjadi atlet Inggris pertama yang memenangkan Tour de France 2016 untuk kelas pemula.

Nah sekarang tebak, mana Adam mana Simon. Bingung nggak? (Foto: Bettiniphoto.net)

Untuk olimpiade Tokyo ini, keduanya mengaku membawa beban berat. “Lumayan berat. Tapi kami sudah berusaha semaksimal mungkin,” kata Adam kepada BBC. “Kami sudah berjuang, tapi apa daya,” imbuhnya.

Sementara Simon setelah tersingkir di Tour de France dan kecelakaan di etape 13, dia cedera ringan. Meski demikian jelas sangat sakit namun beruntung dia bisa berlaga di olimpiade.

Atlet Kembar di Olimpiade Tokyo: Pat dan Luke McCormack


Atlet kembar di Olimpiade Tokyo asal Inggris ke tiga adalah Pat dan Luke McCormack. Keduanya adalah anggota tim tinju. Meski kembar mereka memulai start berbeda di Olimpiade ini. Sebelumnya Pat berlaga di Olimpiade Rio tahun 2016, sementara Luke baru kali ini.

“Nggak disangka banget. Olimpiade lalu saya sendirian dan sekarang bersama kembaran saya, berlaga di Tokyo,” kata Pat kepada The Northern Echo.
Namun untuk Olimpiade Tokyo ini, Luke lebih dulu berlaga di kelas welter, Minggu (25/7) sedangkan Pat di kelas ringan, dua hari kemudian. Meski bersaudara, keduanya bersaing.”

Pat (kiri) dan Luke McCormack (Foto: PA)

Mereka pejuang yang tangguh, saya bangga pada keduanya,” kata pelatih Graeme Rutherford. “Pat dan Luke saya latih sejak mereka umur 11 tahun. Keduanya sudah mengalami jatuh bangun dan mereka bekerja keras untuk meraih apa yang mereka dapatkan sekarang ini,” imbuh Graeme.

Graeme berharap, Pat dan Luke meraih medali di olimpiade ini. “Saya yakin mereka bisa,” lanjutnya.

Demi olimpiade itu, Pat dan Luke berlatih super keras. Mereka dua kali sehari nge-gym. “Persiapannya sangat matang. Sisanya bergantung pada keberuntungan. Sebelum mereka berangkat, saya wanti-wanti agar mereka berlaga yang baik dan pulang bawa medali,” lanjut Graeme.

Namun sepertinya ini kali terakhir si kembar berlaga di amatir. Pasca olimpiade, mereka akan berlanjut ke profesional.(*)


LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here