Di balik kekurangan yang Tuhan berikan, pastinya tersimpan kelebihan yang tak dinyana. Inilah yang terjadi pada setidaknya 40 penari dan artis yang tergabung dalam China Disabled People’s Performing Art Troupe (CDPPAT).
Salah satunya adalah dara cantik bernama Wei Qin Yang. Dengan penuh percaya diri, Wei memamerkan kemampuannya menari layaknya burung merak. Gerakan tangan yang gemulai, ditambah putaran kaki yang lincah seakan membius para penonton.
Penonton semakin takjub dibuatnya, ketika mahasiswi fakultas sosial ini berputar-putar layaknya burung merak yang memamerkan bulu indahnya. Siapa sangka, kalau gadis cantik ini adalah penderita tuna rungu dan tuna wicara.
Wei adalah salah satu penari yang bakal memamerkan kemampuannya dalam pagelaran ‘My Dream’, yang digelar di Convention Hall, Grand City, Surabaya, 27-28 Juli mendatang. Bersama Wei, puluhan penari dan artis lain juga akan menampilkan keahlian mereka di atas panggung.
Keindahan yang ditampilkan Wei dan teman-temannya, nyatanya tidak didapat dengan mudah. Bahkan, pihak CDPPAT mengakui kalau mereka butuh ribuan kali latihan hingga membuat para penari bisa melenggang seirama.
“Butuh latihan ratusan hingga ribuan kali untuk bisa tampil dalam pertunjukan ini. Melatih satu orang sama dengan melatih 20 orang,” kata Hei Hong, guru para penari CDPPAT .
Kerja keras itu pun berbuah manis, pertunjukan bertajuk ‘My Dream’ itupun sudah ditampilkan di lebih dari 30 negara di benua Asia, Eropa. Amerika Afrika, dan Oceania.
Lewat pertunjukan kelas dunia ini, CDPPAT ingin memberikan pesan bahwa tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk dicapai. Selama kita mau berusaha dengan keras dan tanpa henti.
Dalam pagelaran yang diselenggarakan di tiga kota besar (Jakarta, Surabaya, Medan) di Indonesia ini, mereka akan menampilkan lagu, tarian jazz, tarian klasik Tiongkok, tarian daerah, balet, tarian Latin, tarian modern, drama musikal, musik jazz, musik instrumental, dan pertunjukan isyarat tangan. (*)
