Sikap Dinkes Tanggapi Kasus Hepatitis A di Pacitan yang Hampir 1000

Cegah Hepatitis A
Foto: Net

Sejak ditemukan pada 22 Juni 2019 lalu, kasus penyakit Hepatitis A di kabupaten Pacitan, Jawa Timur terus meningkat. Saat awal ditemukan, penyakit yang penyebarannya melalui fecal-oral, atau masuk melalui saluran cerna lewat makanan dan minuman ini, ada sebanyak 429 kasus.

Kemudian pada tanggal 24 Juni 2019 bertambah menjadi 513 kasus. Lalu pada 27 Juni bertambah lagi menjadi 824 kasus. Hingga 1 Juli kemarin, penyakit yang menyerang lever ini bertambah menjadi 975 kasus.

“Mudah-mudahan dalam kurun dua minggu kedepan ini, sudah bisa kami selesaikan. Dalam artian dua mingu ke depan tidak ada penambahan jumlah pasien Hepatitis A,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim, Dr. Kohar Hari Santoso, dr. SpAn., KAP., KIC., saat ditemui di kantornya, di Jalan Jendral Ahmad Yani, Surabaya, Senin (1/7).

Cegah Hepatitis A
Foto: Basu Seno/Nyata

Terkait adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit Hepatitis A di Pacitan. Kohar mengimbau kepada masyarakat Jatim untuk tidak panik, jika mendengar kabar penyakit Hepatitis A.

“Sekarang yang kami pantau itu kapubaten/ kota yang dekat dengan Pacitan. Di kabupeten Trenggalek itu ada, tapi minimal sekali, hanya 9 kasus. Di Ponorogo tidak ada, di Madiun tidak ada, di Tulungagung juga tidak ditemukan,” papar Kohar.

“Kalau ada berita di Jember ditemukan, nanti akan kami konfirmasi lagi. Apakah ini suatu titik baru, atau sebaran dari daerah Pacitan. Karena rumah sakit di setiap daerah pasti banyak ditemukan penderita Hepatitis A. Sehingga apabila suatu rumah sakit dalam mengisolasi pasien Hepatitis A kurang bagus, maka penyebaran itu dapat terjadi,” jelas Kohar menambahkan.

Baca juga: Tak Mau Cepat Gemuk? Hindari 3 Kebiasaan Ini!

Untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit Hepatitis, Kohar pun memberikan tips kepada masyarakat. Yaitu dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

“Buang Air Besar (BAB) pada jamban yang sehat Cuci tangan pakai sabun selesai BAB dan sebelum makan. Air minum direbus hingga mendidih selama lima menit, dan simpan dalam tempat tertutup. Makanan dimasak dengan benar dan ditutup. Sumur dan tampungan air diberi kaporit sesuai standar. Limbah rumah tangga berjarak minimal 10 meter dari sumur, atau sumber air. Pencucian alat makan dengan sabun dan air mengalir. Serta sampah dikelola agar tidak mencemari lingkungan,” beber Kohar menyarankan. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here